Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di sisi utara Alun-alun Kota Blitar direlokasi ke sisi timur. Namun, relokasi itu justru tak menghilangkan masalah. Pasalnya, lokasi baru yang ditempati pedagang tetap kotor dan bau kotoran burung.
Alasan relokasi itu sendiri karena Pemkot Blitar ingin alun-alun steril dan bersih dari kawasan kumuh. Alih-alih steril dari kawasan kumuh, area PKL di sisi timur alun-alun itu berbau tak sedap. Sebab, kawasan Alun-alun Kota Blitar memang menjadi sarang burung kuntul. Beberapa gerobak kontainer maupun tenda PKL yang baru malah sudah kotor kejatuhan kotoran burung.
Bau kotoran burung di sisi timur alun-alun itu malah lebih parah daripada tempat sebelumnya di sisi utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang pengunjung Alun-alun Kota Blitar, Ninda (26) mengaku sangat tidak nyaman karena bau kotoran burung masih tercium. Kotoran burung itu juga berserakan di mana-mana.
"Baunya masih tidak sedap. Bekas kotoran juga belum dibersihkan," sebut Ninda kepada detikJatim, Kamis (5/1/2022).
Ninda berharap permasalahan bau kotoran burung di area PKL Alun-alun Kota Blitar itu segera dituntaskan. Sebab, tentu saja akan mengganggu kenyamanan warga yang makan di sana.
"Mungkin ke depannya bisa dibersihkan secara rutin," tukasnya.
Pantauan detikJatim di lokasi, ada sekitar 20 unit gerobak kontainer yang disiapkan untuk PKL terdampak relokasi. Sejumlah pedagang pun mulai menata dagangannya kembali setelah mendapatkan tempat berjualan yang baru.
Sebelumnya, relokasi itu diprotes oleh beberapa PKL. Mereka protes karena tak mendapatkan lapak atau gerobak kontainer untuk berjualan di lokasi baru.
Salah seorang PKL, Toni mengaku kecewa dengan keputusan Pemkot Blitar terkait penataan PKL yang baru. Ada beberapa pedagang yang tidak mendapatkan gerobak kontainer.
"Ada 12 pedagang yang tidak dapat gerobak kontainer itu untuk jualan. Katanya kami jarang berjualan. Padahal kami selalu jualan tidak pernah libur," katanya pada detikJatim.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News.
(fat/dte)