Tak terasa masyarakat Indonesia telah melalui badai COVID-19 selama dua tahun lebih. Banyak peristiwa memilukan yang telah terjadi selama menghadapi masa-masa sulit itu.
Di awal Pandemi 2020 hingga masuknya varian Delta banyak korban yang berjatuhan. Tidak hanya itu seluruh RS rujukan di Surabaya overload, hingga banyak pasien isoman yang butuh oksigen dirawat hingga meninggal tanpa didampingi keluarga, bahkan dikucilkan karena positif Corona.
Saat ini Pandemi COVID-19 sudah terkendali, PPKM telah dicabut beberapa hari yang lalu. Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pun mengenang momen-momen penanganan COVID-19 melalui pameran arsip di Balai Pemuda Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsip yang dipamerkan ini dokumen kebijakan, foto, dan video yang menggambarkan upaya Unair menghadapi pandemi COVID-19. Termasuk sarana dan inovasi yang telah dilakukan selama pandemi itu.
Terdapat pula robot kesehatan RAISA dan ISYANA, bilik sterilisasi hingga pasien yang tengah dirawat. Juga terdapat nakes yang menggunakan APD lengkap saat merawat pasien Corona.
Sekretaris Unair Koko Srimulyo mengatakan pameran arsip Pandemi COVID-19 ini bertujuan untuk menyimpan dokumentasi penanganan Corona di Indonesia. Sehingga generasi yang akan datang dapat mempelajari serta menangani wabah serupa dengan lebih matang.
"Mulai dari APD sampai penanganan di RS. Tadi ada RS Unair dengan robotnya, kemudian ke proses pengobatan, ada karya-karya penelitian obat kombinasi sampai vaksin Inavac. Bilik steril juga ada, lalu beberapa penghargaan," kata Koko kepada wartawan di Balai Pemuda Surabaya, Selasa (3/1/2023).
Koko berharap ada museum COVID-19 di Indonesia untuk mengumpulkan dan menyimpan dokumentasi penanganan Pandemi di Indonesia yang lebih baik. Pameran arsip COVID-19 ini juga merupakan pemantik Unair untuk membangun museum tentang virus yang menyerang paru-paru ini.
"Karena di Indonesia belum ada museum tentang COVID-19. Barangkali ide museum tentang COVID-19 ini pertama kali di Indonesia. Mestinya, seperti ini museum tentang COVID-19 dibuat oleh pemerintah Indonesia," ujarnya.
Sementara Wakil Rektor Unair Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan dalam pameran itu ada 3 arsip yang ditampilkan. Yakni arsip penanganan COVID-19 garda depan, arsip penanganan orang terinfeksi, hingga arsip penanganan korban meninggal akibat COVID-19.
"Jadi saya rasa lengkap semua kegiatan pengarsipan ini mulai awal sampai akhir, sampai yang sembuh maupun yang tidak bisa diselamatkan. Dan penghargaan-penghargaan, dokumen foto, maupun video," kata Nyoman.
Prof Nyoman menjelaskan bahwa Unair telah mengirimkan 1.225.000 dosis vaksin Inavac kepada Kemenkes yang siap digunakan masyarakat dewasa untuk vaksin primer. Sedangkan vaksin booster dewasa masih menunggu pengecekan BPOM.
Vaksin Inavac buatan dalam negeri ini telah siap dikirim ke 34 provinsi. Ia berharap bahwa Jawa Timur mendapatkan sebagian dosis vaksin itu.
"Sekarang setiap batch produk vaksin itu dicek BPOM walau sudah mendapat EUA (Emergency Use Authorization) bukan berarti langsung dikirim. Tapi dicek lagi supaya tidak terjadi residu yang tidak diinginkan, aman, kemudian dikirim," tukasnya.
(dpe/dte)