Subuh Kelam DJ Surabaya Tewas di Tangan Geng Motor Brutal

Jatim Flashback

Subuh Kelam DJ Surabaya Tewas di Tangan Geng Motor Brutal

Dida Tenola - detikJatim
Sabtu, 03 Des 2022 11:28 WIB
ILUSTRASI FOKUS (BUKAN BUAT INSERT) PENYERANGAN GENG MOTOR DI KEMANG (ILUSTRATOR: FUAD HASIM/DETIKCOM)
Ilustrasi geng motor. (ILUSTRATOR: FUAD HASIM/DETIKCOM)
Surabaya -

Surabaya pernah dihantui teror geng motor. Gerombolan yang rata-rata dihuni anak-anak muda itu biasanya memakai jalan protokol Kota Pahlawan sebagai arena balap liar kala dini hari.

2 Juni 2015, menjelang azan Subuh, seorang disjoki (DJ) yang baru pulang dari tempat kerjanya jadi korban kebrutalan geng motor hingga akhirnya kehilangan nyawa. Dia adalah DJ Aditya Wahyu Budi Artanto.

Berdasar arsip yang dikumpulkan detikJatim, peristiwa itu terjadi di Jalan Ngagel Jaya Selatan hingga ke arah Jalan Bung Tomo, Surabaya. Sekitar pukul 04.20 WIB, DJ Aditya dalam perjalanan menuju rumahnya di kawasan Sawotratap, Sidoarjo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DJ Aditya yang mengendarai mobil Suzuki X-Over bernopol W 1233 RG sebetulnya sudah tahu kalau Jalan Ngagel Jaya Selatan yang dilintasinya itu dipakai balap liar. Puluhan motor berjajar di sepanjang jalan tersebut.

Mobil berwarna oranye itu berjalan pelan melipir ke kiri. Di belakangnya ada sebuah taksi yang membuntuti di belakang. "Saya juga ikut minggir, daripada terjadi apa-apa. Waktu itu ada dua motor yang mau balapan," cerita Arif, sopir taksi yang ada tepat di belakang mobil DJ Aditya.

ADVERTISEMENT

Dua motor itu kemudian melaju kencang. Di tengah perjalanan, salah satu motor sedikit hilang keseimbangan, oleng, hingga akhirnya menyerempet mobil DJ Aditya.

DJ Aditya lalu sedikit membuka kaca mobilnya. Dia melambaikan tangan mencoba meminta pertanggungjawaban joki balap liar itu. Namun, motor itu malah melaju kencang yang kemudian berusaha dikejar oleh DJ Aditya.

Aksi itu rupanya memantik geng motor yang menyaksikan balap liar. Mereka mengira DJ Aditya menabrak temannya. Puluhan motor kemudian mengejar mobil DJ Aditya.

Kejar-kejaran itu kemudian terjadi hingga Jalan Bung Tomo. Dalam kecepatan tinggi, mobil DJ Aditya melayang sepersekian detik saat melewati perlintasan rel kereta api Bung Tomo yang posisinya memang menanjak.

Bagian depan mobil tersebut kemudian mencium aspal. Malang, DJ Aditya tak bisa menguasai kemudinya.

"Mobil seperti terbang, oleng, terus menabrak pohon di Jalan Bung Tomo," cerita Irfan, salah seorang pengendara motor yang kebetulan melintas saat mobil DJ Aditya celaka.

DJ Aditya masih bergerak setelah tabrak pohon. Baca halaman selanjutnya.

Warga Tak Berani Menolong

Irfan sejatinya berusaha menolong DJ Aditya saat itu. Sesaat setelah menabrak, kata Irfan, DJ Aditya masih terlihat bergerak dan berusaha meminta pertolongan. Air bag mobilnya juga mengembang dengan sempurna.

Namun, Irfan mengurungkan niatnya menolong saat melihat gerombolan besar datang. Mereka adalah geng motor yang mengejar DJ Aditya. Tahu mobil DJ Aditya celaka, gerombolan itu bukannya menolong tapi malah menghajar sang DJ yang sudah tidak berdaya.

Mereka secara membabi buta menyeret tubuh DJ Aditya keluar mobil. Tak cukup sampai di situ, geng motor itu juga merusak mobil sang DJ. Segala macam batu yang ditemukan di lokasi dilemparkan ke arah mobil dan ke korban. Amarah gerombolan itu betul-betul tak bisa diredam.

"Sampai dagangannya tukang tahu itu diambil, dilempar ke mobil. Ada warga yang melihat juga sebenarnya, tapi sama kayak saya, nggak berani menolong karena memang banyak orangnya (geng motor),tambah Irfan.

Tak cuma menghajar DJ Aditya, geng motor itu juga menjarah barang-barang berharganya. Korban sendiri akhirnya mengembuskan napas terkahirnya di samping mobilnya.

Polisi sendiri awalnya menyebut jika peristiwa itu adalah kecelakaan lalu lintas biasa. "Korban sempat menyenggol salah satu pengendara motor, lalu melarikan diri hingga kecelakaan," jelas Kapolrestabes Surabaya saat itu Kombes Yan Fitri Halimansyah.

Namun, setelah Sat Reskrim turun melakukan olah TKP, polisi menyimpulkan bahwa korban memang dianiaya hingga tewas. Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya saat itu AKBP Takdir Mattanete kemudian memerintahkan Unit Resmob untuk memburu para pelaku.

Polisi berhasil melacak para pelaku dari HP korban yang dicuri oleh mereka. Setelah itu, polisi melakukan pengembangan hingga akhirnya total 4 pelaku yang ditangkap.

Mereka yang ditangkap adalah Rizki Topan alias Gondrong, Faisal Maulana Putra alias Amber, Riski Nur alias Mbah, dan Bayu Gunawan. "Saat kejadian ada dua geng yang sedang balapan, Raisa dan Lollipop," jelas Kasat Reskrim Takdir.

Peran para pelaku beragam. Ada yang memprovokasi untuk mengejar dan menghajar korban, ada juga yang mengeksekusi korban. Mereka dijatuhi vonis beragam oleh hakim PN Surabaya.

Dua orang pelaku sempat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Yakni Gondrong dan Bayu. Namun, MA menolak kasasi dan justru memvonis keduanya lebih berat. Masing-masing 13 tahun penjara untuk Gondrong dan 12 tahun penjara untuk Bayu.

Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Tetap nantikan artikel-artikel khas Jawa Timuran dan selalu setia membaca detikJatim!

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Geng Motor Serang Remaja Masjid di Makassar Dibekuk Polisi"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/dte)


Hide Ads