Setelah menerima gelar dari Kasunanan Surakarta maka Gus Samsudin menjadi Kanjeng Raden Tumenggung Samsudin Condronegoro. Setelah menerima gelar itu, Gus Samsudin mengaku biasa saja.
"Biasa saja ya, karena saya juga orang Jawa, jadi Budaya Jawa juga saya suka. Jadi, ya, nyambung aja," kata Gus Samsudin ketika ditanya detikJatim melalui telepon tentang reaksinya setelah menerima gelar itu, Kamis (29/12/2022).
Gus Samsudin mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Condronegoro dari Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta GKR Wandansari Koes Moertiyah, atau yang akrab disapa Gusti Moeng sekitar November lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku setelah menerima gelar itu dia menanyakan kepada pihak pemberi gelar mengapa dirinya bisa mendapatkan gelar tersebut. Menurut Gus Samsudin, pihak keraton memberikan gelar itu atas sejumlah penilaian.
"Saya pun juga sempat bertanya, dijawab pihak keraton bahwa penganugerahan ini diberikan atas dasar beberapa penilaian. Diberikan ke beberapa masyarakat (yang) dianggap melestarikan budaya Jawa. Ya, saya bilang, saya orang Jawa. Ya, ndak masalah. Ndak apa-apa. Gitu saja," ujarnya.
Setelah menerima gelar itu pun Gus Samsudin yang merupakan pendiri Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangung, Blitar mengaku melakukan aktivitas seperti biasa. Dia tetap mengurus padepokannya yang kini telah menjadi pondok pesantren.
"Saya tetap seperti biasa. Saya ngurusi pondok pesantren saya. Dulu padepokan sekarang menjadi pondok pesantren Nuswantoro atau Bahasa Arabnya Nurusy Syifa Nusantara," katanya.
Gus Samsudin mengaku menjalankan aktivitas seperti biasanya. Yakni mengurusi santri-santrinya yang saat ini menurutnya berjumlah 100 orang.
"Saya ngurusin santri-santri saya," katanya. "(Kegiatan saya) tetap seperti biasa melayani tamu-tamu yang datang. Ya belajar ngaji, ya pengobatan tetap berjalan seperti biasa."
Gus Samsudin pun menyampaikan harapannya setelah menerima gelar KRT dari Kasunanan Surakarta. Dia berharap menjadi sebaik-baiknya orang, yakni menjadi bermanfaat bagi orang lain.
"Harapannya tentunya sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Itu aja. Yang jelas kita hidup ini harus bisa bermanfaat untuk orang lain. Kita boleh baik tapi jangan sampai menjelekkan orang lain. Boleh berdiri tapi jangan menjatuhkan orang lain. Berkarya dengan karya kita sendiri, dengan usaha kita tanpa harus menjatuhkan orang lain, itu aja," ujarnya.
(dpe/dte)