Gus Samsudin Ngaku Terima Gelar KRT Bareng dengan Jenderal dan Dosen

Gus Samsudin Ngaku Terima Gelar KRT Bareng dengan Jenderal dan Dosen

Fima Purwanti - detikJatim
Kamis, 29 Des 2022 17:26 WIB
Pengasuh Padepokan Nur Dzat Sejati Gus Samsudin Jadab
Gus Samsudin ngaku menerima gelar KRT bareng dengan jenderal, dosen, hingga pejabat. (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Gus Samsudin mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Condronegoro dari Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta GKR Wandansari Koes Moertiyah atau yang akrab disapa Gusti Moeng. Saat menerima gelar itu di Keraton Solo dia tidak sendirian. Gus Samsudin mengaku ada jenderal dan dosen yang juga menerima gelar tersebut.

"Kemarin itu ada jenderal, ada dosen juga. Cuma saya nggak kenal sih orangnya. Saya nggak kenal," ujar Gus Samsudin kepada detikJatim melalui sambungan telepon, Kamis (29/12/2022).

Selain jenderal dan dosen, ada juga seorang pejabat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak (sendiri menerima gelar). Dari Jawa Timur ada dosen sama salah satu pejabat," katanya.

Gus Samsudin lantas mengingat kembali. Dia memperkirakan, ketika dirinya datang ke Kasunanan Surakarta untuk menerima gelar itu sekitar November lalu, setidaknya ada 7 orang yang juga menerima gelar yang sama.

ADVERTISEMENT

"Waktu di sana itu, kalau ndak salah, sekitar 7 orang. Ada pejabat dari Jakarta, ada juga yang dari Bekasi, terus dari Surabaya juga ada. Jadi nggak sendiri dan saya langsung di Lembaga Adatnya di Solo sana. Lembaga adat di Gusti Moeng itu," katanya.

Momen pemberian gelar KRT dari Keraton Solo tersebut diabadikan dalam video yang diunggah akun YouTube Gus Samsuden Jaddab. Melalui video berdurasi 1 jam 14 menit yang diunggah 1 bulan lalu itu Gus Samsudin yang pernah berseteru dengan Pesulap Merah Marcel Radhival kembali menjadi perbincangan publik.

Sebelumnya, pemimpin padepokan Nur Dzat Sejati di Rejowinangun, Blitar itu mengaku tidak tahu kalau dirinya akan mendapat undangan untuk menerima gelar KRT tersebut. Dia pun mengaku sempat bertanya-tanya mengapa dirinya menerima gelar KRT dari Gusti Moeng di Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo?

"Saya pun juga sempat bertanya, terus dijawab dari pihak keraton bahwa penganugerahan ini diberikan atas dasar beberapa penilaian. Terhadap beberapa masyarakat (yang) dianggap melestarikan budaya Jawa. Ya, saya bilang, saya orang Jawa, ya, ndak masalah. Ndak apa-apa. Gitu saja," ujarnya.

Gus Samsudin mengaku mendapat undangan dari pihak keraton yang disampaikan oleh seorang utusan. Dia menerima undangan itu dan sempat 2 kali bertemu dengan Gusti Moeng. Pertama bertemu di Malang, selanjutnya menerima penghargaan itu secara langsung di Solo.

"Ada seorang utusan dari keraton namanya Raden Tumenggung siapa, ya, saya (lupa). Hudiono B. Itu mengaku utusan dari kraton Solo. Terus ketika itu beliau datang ke sini menyampaikan kalau beliau utusan, lalu saya terima dan (beliau) menyampaikan kalau beliau itu mendapatkan amanah dari keraton untuk mengundang saya di acara penganugerahan gelar dari Gusti Moeng. Yang pertama di Malang," ujarnya.

Pria yang sempat berseteru dengan Pesulap Merah itu tidak menyebutkan kapan dirinya diundang ke Malang. Dia menyebutkan bahwa di Malang dia sempat mendapatkan gelar lainnya. Selanjutnya, ia kembali diundang untuk menerima gelar, kali itu ke Solo dan dia diberi gelar KRT oleh Gusti Moeng.

"Yang pertama diundang di Malang untuk dikasih gelar. Itu yang pertama. Terus setelah itu diundang kembali, setelah diundang ke Malang ketemu Gusti Moeng itu, terus baru bulan yang kemarin (November) itu diundang kembali ke Keraton Solo. Diundang kembali di keraton solo... (diberi gelar) KRT itu: Kanjeng Raden Tumenggung itu," katanya.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News.




(dpe/dte)


Hide Ads