Ngalam Mbois: Hobi Utak-atik Doni Bikin Motor Lawas Jadi Makin Berkelas

Ngalam Mbois: Hobi Utak-atik Doni Bikin Motor Lawas Jadi Makin Berkelas

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 26 Des 2022 13:00 WIB
Ngalam mbois custom motor
Doni saat memodifikasi motor pelanggannya. (Foto: Dok. Pribadi Syahrul Romadoni)
Malang -

Berawal dari kegemarannya mengutak-atik sepeda motor sejak muda, Syahrul Romadoni (30) kini menggeluti usaha custom motor. Sebulan, pria yang akrab disapa Doni itu bisa meraup cuan hingga puluhan juta rupiah. Di tangan Doni, motor lawas disulap jadi makin berkelas.

Saat ini motor modifikasi memang banyak digandrungi anak muda. Doni yang memang punya kemampuan di bidang otomotif tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

"Sebenarnya untuk omzet nggak bisa dipastikan karena menyesuaikan dengan modifikasinya. Tapi paling tidak, omzet per bulan sekitar Rp 20 juta sampai Rp 50 juta," ujar Doni kepada detikJatim, Senin (26/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang tinggal di Jalan Margobasuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang itu mengatakan bahwa sudah tertarik dengan sepeda motor sejak masih sekolah.

"Sejak dulu memang saya suka motor, kebetulan bapak juga punya motor Honda CB. Jadi saya sekolah itu pakai Honda CB, terus lama-kelamaan kok temenku banyak pakai motor CB dan akhirnya main-main motor," kata Doni.

ADVERTISEMENT

"Dari situ, saya mulai utak-atik motor. Jadi saya beli motor, kemudian saya utak-atik, terus jual lagi, terus begitu sampai banyak temen-temen yang minta motornya digarapin dan berlanjut terus," sambungnya.

Ngalam mbois custom motorSalah satu motor modifikasi karya Doni. Foto: Dok. Pribadi Syahrul Romadoni

Doni sendiri mulai membuka bengkel sejak tahun 2015 seusai dirinya lulus kuliah. Selama membuka bengkel tersebut, Doni hanya memasarkannya melalui media sosial (Medsos). Meski begitu, pesanan custom motor juga tidak sedikit.

"Bengkel saya ini ada di bawah rumah dan tidak saya pasang plang kalau ada bengkel, tapi ya selalu ada pelanggan. Ya, memang mayoritas pelanggan saya dari luar Malang, bahkan luar Jawa," terangnya.

Motor custom buatan Doni sendiri juga sempat membuat bule tertarik. Tapi karena keterbatasan dalam memahami bahasa luar, membuat Doni belum bisa memberikan respons kepada para Bule tersebut.

"Cukup banyak memang bule yang tanya-tanya, ada dari Rusia dan negara-negara lain, tapi saya bingung jawabnya karena nggak tahu bahasa mereka. Soalnya mereka tanya kan pakai bahasa dari negaranya," tuturnya.

Sejauh ini modifikasi motor yang dikerjakan Doni terbagi menjadi dua. Pertama modifikasi untuk digunakan sehari-hari dan kedua modifikasi untuk lomba atau kontes.

Tapi selama ini mayoritas permintaan modifikasi yang diterima oleh Doni lebih banyak pada modifikasi untuk digunakan sehari-hari.

"Kalau di saya ini mayoritas untuk custom harian, jadi motor yang digunakan setiap hari tapi tetap bisa tampil beda. Rata-rata permintaan customer itu semacam motor Japstyle, Cafe Racer gitu," ungkapnya.

Dalam modifikasi motor, diakui Doni bahwa kesulitan yang dihadapi adalah menyesuaikan model seperti keinginan customer. Sebab, gambaran yang disampaikan customer tidak selalu sama dengan apa yang dipikirkannya.

"Custom motor ini seperti seni, jadi kita harus menyesuaikan dengan keinginan customer. Tidak bisa kita menuruti ego sendiri, nah tantangannya ada di situ memang. Tapi tentu, kita juga memberikan saran-saran agar tidak melenceng dari konsep," terangnya.

Sementara untuk biaya modifikasi satu motor custom cukup beragam, tergantung pada part-part yang diinginkan customer. Sejauh ini modifikasi yang pernah dikerjakannya antara Rp 5 juta hingga Rp 50 juta per motor.

"Jadi ketika modifikasi itu part-part-nya banyak yang ganti, maka biayanya akan lebih besar. Apalagi part-part seperti bodi, setir motor itu kan saya buat sendiri, sehingga juga memakan waktu. Untuk modifikasi biasanya memakan waktu 1-2 bulan tapi kalau part-nya banyak diganti bisa sampai 1 tahun juga," ucap dia.

Ia pun berharap usaha bengkelnya lebih baik dan lebih besar ke depannya.

"Saya pengin ngembangkan tempat usaha, karena selama ini tempat kerja saya di bawah rumah. Jadi cari tempat lain atau melebarkan," harapnya.




(dte/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads