Jatim Raih Gelar Provinsi Terinovatif IGA Award Kemendagri 2022

Jatim Raih Gelar Provinsi Terinovatif IGA Award Kemendagri 2022

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 23 Des 2022 22:30 WIB
Gubernur Jatim Khofifah saat menerima penghargaan provinsi terinovatif
Gubernur Jatim Khofifah saat menerima penghargaan provinsi terinovatif. (Foto: Istimewa/dok Pemprov Jatim)
Surabaya -

Pemprov Jatim kembali menorehkan prestasi tingkat nasional. Penghargaan Innovative Government Award (IGA) Tahun 2022 kategori Provinsi Terinovatif Pertama dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI berhasil disabet karena inovasi yang dilakukan pemprov.

Jatim berhasil menyabet penghargaan sebagai Provinsi Terinovatif bersama enam provinsi lainnya yakni Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Bali, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Penghargaan berupa piagam itu diserahkan langsung oleh Mendagri Tito Karnavian kepada Gubernur Khofifah di Ruang Sasana Bhakti Praja Kemendagri Jakarta pada Jumat (23/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubernur Khofifah mengungkapkan penghargaan yang diterima ini merupakan hasil kerja keras semua pihak, khususnya ASN di lingkungan Pemprov Jatim yang terus melakukan inovasi untuk meningkatkan layanan bagi masyarakat.

"Saya mengajak seluruh ASN Pemprov Jatim untuk menjadikan apresiasi IGA Award dari Kemendagri RI tahun 2022 bagi Jawa Timur sebagai provinsi terinovatif rangking satu sebagai pendorong bagi kita untuk terus berinovasi memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat Jawa Timur serta percepatan perwujudan kesejahteraan masyarakat," kata Khofifah.

ADVERTISEMENT

Keberhasilan Pemprov Jatim mendapatkan IGA Award Tahun 2022 dengan mempresentasikan dua inovasi, yakni inovasi digital Samsat 4.0 dan inovasi non digital Eko-Tren.

Menurut Khofifah, inovasi digital Samsat 4.0 merupakan transformasi digital dari ATM Samsat. Samsat 4.0 merupakan layanan pembayaran pajak digital dengan bukti bayar sekaligus pengesahan berbasis QR Code pertama di Indonesia.

"Alhamdulillah, kinerja luar biasa yang telah ditunjukkan Bapenda Jatim yang terus diiringi dengan inovasi pelayanan publik yang transformatif dengan perkembangan teknologi terkini," terangnya.

Wujud inovasi layanan Samsat 4.0 merupakan pengembangan ATM Samsat yang pada tahun 2015 lalu telah masuk dalam TOP 25 Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik). ATM Samsat mengembangkan konsep self service dalam pembayaran pajak dengan menggunakan mesin anjungan khusus.

Kini, melalui Samsat 4.0 inovasi itu dikembangkan lagi dengan menambahkan platform digital untuk pembayaran pajak sehingga tidak membutuhkan mesin khusus lagi. Bahkan, kata dia, Samsat 4.0 juga menerbitkan Tanda Bukti Pembayaran Pajak Kendaraan yang disahkan secara elektronik (e-TBPKP) menggunakan QR-Code.

"E-TBPKP dengan pengesahan menggunakan QR-Code ini secara nasional baru diterapkan di Jatim. Membayar pajak menjadi sangat efisien karena tidak perlu ke Samsat sama sekali. Pembayaran cukup lewat aplikasi, tanda buktinya langsung terbit tanpa perlu datang ke Kantor Samsat," tuturnya.

Sementara inovasi non digital Eko-Tren, kata Khofifah, Pemprov Jatim berupaya mendorong perekonomian inklusif dengan pendekatan pemberdayaan santri, alumni, dan masyarakat di lingkungan Pesantren.

"Alhamdulillah, Jawa Timur ini gudangnya pesantren. Hal ini menjadi bukti bahwa pesantren bukan hanya sebagai penguat dalam pendidikan dan agama, namun juga penggerak kemandirian ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di masyarakat," tegasnya.

Sejak dikembangkan, Eko-Tren berhasil mendongkrak peningkatan omset usaha pesantren dari Rp 1,056 triliun menjadi Rp 4,798 triliun, serta peningkatan aset yang semula Rp 796 miliar menjadi Rp 3,92 triliun.

Mendagri Tito Karnavian mengatakan IGA award 2022 merupakan inovasi di bidang pemerintahan yang diberikan kepada seluruh pemerintah daerah dengan melibatkan tim seleksi dari Bappenas, Kemenpan RB, Kemenkopolhukam, akademisi dari Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia (UI) dan media sehingga hasilnya objektif, adil, dan jujur.

"Jadi acara ini tidak sekedar ritual tahunan tetapi mendorong daerah-daerah untuk membuat inovasi atau terobosan kreativitas di era otonomi daerah karena ruang kreasi lebih besar," ujarnya.




(dpe/dte)


Hide Ads