Pakar air dari Fakultas Teknik Lingkungan & Sipil ITB Rofiq Iqbal mengungkapkan bahwa sejumlah kota di Indonesia memiliki kualitas air yang buruk. Yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
"Jakarta, Bandung, Surabaya betul (kualitas airnya buruk)," katanya dalam Media Gathering bersama Coway seperti dilansir detikHealth, Rabu (21/12/2022).
Ketiga kota itu, kata Rofiq, termasuk wilayah yang memiliki permukiman padat. Kualitas air buruk di permukiman padat karena septic tank atau pembuangan tinja tidak diatur dengan benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rofiq, Septic tank di Jakarta, Surabaya, dan Bandung jaraknya hanya 2-3 meter dari sumber air sehingga risiko tercemar bakteri E coli sangat tinggi. Padahal jarak idealnya dari rumah warga minimal 10 meter dari sumber air.
"Karena memang buang limbah sembarangan, juga jadi E-coli itu dari tinja seharusnya dilakukan pengolahan juga," sebutnya.
Dosen Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian ITS Ir Eddy Setiadi Soedjono Dipl.SE.M.Sc, Ph.D membenarkan itu. Menurutnya, di Surabaya, hal seperti itu sudah tidak bisa dihindari.
"Apalagi di Sungai Surabaya yang merupakan terusan dari Kali Brantas itu dari Mojokerto sampai Surabaya di bantaran itulah permukiman kita. Sudah tidak bisa dihindari lagi," ujarnya kepada detikJatim, Kamis (22/12/2022).
Ditambah lagi, di Surabaya masih ada ribuan rumah yang belum punya jamban. Eddy bilang bukan tak mungkin warga yang tidak punya jamban membuang hajat langsung ke sungai, meski saat ini Pemkot Surabaya terus melakukan upaya pencegahan.
"Dulu 2018 itu data kami 17.000 rumah yang belum punya jamban. Sekarang sudah berkurang. Masih sekitar 6.500 rumah. Sudah mendingan," katanya.
Eddy sendiri berharap agar Wali Kota Surabaya menepati janjinya, yakni dengan menjadikan Surabaya bebas buang air sembarang pada 2023 mendatang dan menyediakan subsidi bagi warga agar memiliki jamban.
"Mudah-mudahan Pak Wali Kota menepati janjinya, ya. Karena kalau itu terwujud, akan jauh lebih baik sudah," ujarnya. "Dengan seperti itu baru Surabaya ini bisa dikatakan Smart City."
(dpe/iwd)