Menanti Pembongkaran Tembok Pemisah Tetangga yang Berseteru di Tulungagung

Menanti Pembongkaran Tembok Pemisah Tetangga yang Berseteru di Tulungagung

Denza Perdana - detikJatim
Rabu, 21 Des 2022 13:48 WIB
Penembokan akses jalan di Tulungagung
Penembokan akses jalan di Tulungagung (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Perseteruan soal tanah memicu kenekatan satu keluarga di Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, mendirikan tembok pemisah setinggi 2,5 meter yang membuat keluarga tetangganya terjebak di baliknya. Mediasi telah dilakukan dan pembongkaran tembok telah disepakati.

Kepala Desa Beji Khoiruddin mengatakan kesepakatan itu telah dicapai dalam mediasi di kantor desa setempat. Keluarga Haryono sebagai korban penembokan dan keluarga Riyanto selaku pendiri tembok pemisah hadir dalam mediasi itu.

Hasilnya, keluarga penembok bersedia membongkar sepenuhnya tembok itu. Akan tetapi, keluarga Riyanto meminta waktu pekan depan untuk membongkar tembok itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk mediasi agak alot sedikit, karena memang kedua belah pihak punya pedoman sendiri-sendiri terkait dengan kepemilikan tanah," kata Khoiruddin usai berlangsungnya mediasi di Kantor Pemerintah Desa Beji, Selasa (20/12/2022).

Menurut Khoiruddin mediasi tersebut menemui titik terang setelah pihak desa menjelaskan posisi masing-masing tanah keluarga yang menjadi objek pemblokiran dengan berpedoman pada sertifikat hak milik (SHM). Bahwa tanah yang menjadi akses jalan itu sudah ada sejak nenek moyang kedua keluarga.

ADVERTISEMENT

"Akhirnya menemukan titik temu atau kesepakatan. Karena jalan itu sudah ada sejak nenek moyangnya, sehingga kami tekankan kedua belah pihak menerima untuk jalan bersama," ujarnya.

Pihak Riyanto, kata Khoruddin, pada akhirnya mau merelakan tembok yang dibangun itu untuk dilakukan pembongkaran. Namun pihaknya meminta waktu selama satu minggu untuk membongkar.

"Pak Riyanto minta waktu satu minggu, tapi kalau Pak Riyanto sudah ketemu dengan keluarganya dan deal, mungkin dua hari sudah dibuka," jelasnya.

Menurut cerita versi Riyanto, dirinya kesal dengan ulah tetangganya bernama Haryono yang mengklaim bahwa akses jalan di rumah Riyanto adalah tanah miliknya. Demi meluapkan kekesalannya itu, pada Senin pagi pihak keluarga Riyanto memutuskan untuk menutup akses jalan itu dengan tembok berbahan bata putih setinggi 2,5 meter.

"Saya dicaci-maki hingga keterlaluan, saya sudah tidak kuat menahan. Saya dituduh merebut tanah dan dianjing-anjingkan," kata Riyanto kepada wartawan, Senin (19/12/2022).

Khoiruddin membenarkan bahwa aksi penembokan di akses jalan itu telah dilakukan oleh keluarga Riyanto. Dia juga mengiyakan bahwa akses jalan yang membentang dari jalan raya hingga rumah paling ujung itu memang berstatus milik warga, bukan jalan desa.

Dampak penembokan akses jalan itu, ada 2 rumah milik keluarga Haryono yang terjebak. Selain itu, ada empat orang termasuk Haryono (80), Asmunah (62), serta Bagus (30) dan Maya (19) yang terjebak di balik tembok sehingga harus disuplai makanan oleh keluarganya yang lain.

Pemerintah Desa bersama pihak kepolisian akhirnya turun ke lokasi untuk melakukan mediasi. Polisi dan Pemdes sempat menduga bahwa penembokan itu dilakukan keluarga Riyanto karena adanya pemasangan kanopi di mulut gang oleh keluarga Haryono. Tapi pihak keluarga Ariyanto menampiknya.

Untung saja proses mediasi pada Senin pukul 19.00 WIB membuat keluarga Riyanto bersedia membuka sebagian tembok untuk akses jalan 2 rumah keluarga di balik tembok.




(dpe/fat)


Hide Ads