Mulai malam nanti pukul 00.00 WIB siaran televisi (TV) analog di wilayah Jatim-1 akan dimatikan serentak untuk migrasi ke siaran TV digital. Wilayah Jatim 1 itu meliputi Surabaya, Sidoarjo, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, dan Jombang.
"Kami sudah diberikan surat pemberitahuan dari KPI Jatim kalau tanggal 20 Desember pukul 00.00 WIB akan pengalihan analog ke digital di Surabaya dan sekitarnya," kata Kepala Diskominfo Surabaya M Fikser di ruang kerjanya, Selasa (20/12/2022).
Fikser mengatakan pihaknya sudah mendapatkan konfirmasi dari KIPD Jatim mengenai analog switch off (ASO). Adapun 32.150 set top box (STB) dari stasiun televisi yang sudah dibagikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk pendistribusian STB sudah dilakukan dari beberapa media. Yakni dari Trans Media Grup 10.000, TV One ada 9.999, dan dari Emtek Grup 12.151. Kalau melihat warga miskin di Surabaya ada 200 ribu sekian dengan 75 ribu KK. Yang sudah terbagi itu 32.150, lainnya belum," sebutnya.
Ia menjelaskan bahwa sesuai amanat UU penyedia STB memang dari stasiun televisi. Lantaran baru 32.150 yang mendapat pembagian STB, tentunya ada warga yang belum menikmati televisi digital karena belum menerima STB.
"Lalu peran Pemkot membantu mendistribusikan, nama-nama sudah ada, alat dari stasiun televisi. Kami hanya mengundang warga untuk datang ke kecamatan, kelurahan, dan membantu distribusi," jelasnya.
Pihaknya juga belum melakukan pengecekan, apakah penerima STB sudah menggunakan dan mengerti cara pemasangannya. Sebab, nanti bisa menjadi permasalahan baru yang tak terduga.
Sementara untuk mengantisipasi STB terbakar karena kualitas buruk saat beli di pasaran, pihaknya juga belum mendapat informasi kewajiban mengecek di penjual. Namun dia mengakui ada kesulitan ketika menjual di online shop dan barangnya menjadi langka.
"Lalu bagaimana mendatangkan supaya tidak langka. Untuk bagaimana melakukan kualitas di lapangan, kami akan mengundang KPI Jatim untuk diskusi dan peran kami seperti apa. Karena kami sendiri tidak mengerti bagaimana membuat alat ini menjadi murah. Sekarang harganya mahal dan langka, tapi untuk mendatangkan dengan harga murah, kan, ya kami tidak tahu distribusinya di mana," ujarnya.
(dpe/fat)