Sosiolog Ungkap Alasan Prostitusi Makam Kembang Kuning Sulit Diberantas

Sosiolog Ungkap Alasan Prostitusi Makam Kembang Kuning Sulit Diberantas

Tim detikJatim - detikJatim
Minggu, 18 Des 2022 20:30 WIB
Makam Kembang Kuning Surabaya
Suasana makam Kembang Kuning Surabaya saat malam hari. (Foto: Dok. detikJatim)
Surabaya -

Di tengah megahnya Kota Surabaya, terdapat prostitusi yang masih menggeliat. Seperti di makam Kembang Kuning yang hingga kini prostitusi untuk kalangan menengah ke bawah masih eksis.

Menurut Sosiolog Unair Bagong Suyanto, prostitusi memang menjadi masalah sosial yang sulit diberantas. Termasuk di kompleks makam era Belanda tersebut.

Jika pun tempat prostitusi ditutup, itu hanya menjadi simbolik saja. Tetapi untuk prostitusinya sendiri akan terus menggeliat dan tidak akan bisa diberantas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya itu bukan menghapus, tapi memindah. Termasuk prostitusi dalam berbagai kelas. Ada yang prostitusi online, ada yang prostitusi seperti di Kembang Kuning menengah ke bawah. Tapi memang itu tidak akan bisa diberantas. Simbol prostitusinya ditutup, tapi prostitusinya sendiri belum hilang," kata Bagong saat dihubungi detikJatim, Minggu (18/12/2022).

Prostitusi di makam Kembang Kuning sendiri kerap dirazia Satpol PP hingga kepolisian. Namun, perempuan maupun waria masih kembali lagi.

ADVERTISEMENT

PSK Kembang Kuning juga melihat situasi. Jika kondisi aparat lengah, mereka akan kembali. Namun, jika aparat menggencarkan razia, mereka tiarap. Sehingga para PSK dan petugas kerap kucing-kucingan.

Bagong menjelaskan, jika prostitusi akan terus ada ketika pasar membutuhkan. Bahkan disebut sebagai industri seks komersial yang ada di tingkatannya masing-masing.

"Sederhananya ada hukum pasar. Ada permintaan, ya ada penawaran, karena ini industri seks komersial dalam skala masing-masing. Di sepanjang pasar ada pasti mereka ada," jelasnya.

Menurutnya, lokasi berkumpulnya PSK wanita maupun waria punya lokasi tersendiri

"Loh iya, kan ada tempat mangkalnya sendiri-sendiri. Lesbi ada sendiri, homo ada sendiri, waria ada sendiri. Contohnya waria di Kembang Kuning. Kalau homo dulu di Jalan Pemuda (Pataya), Bundeaan Waru. Lesbi ada yang bilang di salah satu mal di Jalan Ahmad Yani," urainya.

Ia menyarankan kepada pemerintah, jika ingin memberantas prostitusi di Surabaya, harus melakukan pendekatan personal terlebih dahulu. Sebab, PSK bekerja demi pundi-pundi rupiah maupun alasan lainnya.

"Karena masing-masing pelaku di sana itu faktor pendorongnya macam-macam. Dan itu harus ditegaskan satu per satu, ndak bisa digebyah uyah ditutup," tukasnya.




(abq/dte)


Hide Ads