Keluh Kesah Sopir Truk di Jatim Soal Zero ODOL, Minta Penindakan Harus Adil

Sorot

Keluh Kesah Sopir Truk di Jatim Soal Zero ODOL, Minta Penindakan Harus Adil

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 18 Des 2022 16:47 WIB
Sekitar pukul 11.20 WIB, banyak truk yang mulai berdatangan dan berbaris di frontage Jalan Ahmad Yani arah Surabaya. Barisan truk tersebut tidak sampai menutup total frontage.
Demo truk ODOL (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom)
Surabaya -

Kemenhub bakal memberlakukan zero ODOL per 2023 mendatang. Apakah regulasi itu akan berdampak terhadap para sopir truk?

Salah satu sopir truk, Zainus Sanawi mengatakan zero ODOL bisa merugikan para pengemudi truk.

"Kalau kayak gini tergantung pemilik barang mau apa gak kalau dikurangi muatannya. Kalau terkait ODOL, kami sopir memang salah. Tapi kalau tidak ada muatan dan gak ada kerjaan, tapi kalau nekat dibawa kan urusannya sama pihak berwajib," kata Zainus kepada detikJatim, Minggu (18/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zainus menjelaskan peraturan ODOL kerap berimbas ke sopir borongan. Pria 28 tahun itu lantas menyayangkan penerapan regulasi dan penindakan pelanggaran yang tebang pilih.

"Yang jelas-jelas dari pabrik muatannya udah lebih, gak diberhentiin. Untuk pemerintah tolong lah kalo buat peraturan dimatangkan dulu, imbasnya ke sopir, pengusaha kecil, atau tidak. Dan kalau memang peraturan sudah ditetapkan, tolong jangan cuma kita sopir borongan yang nyari muatan sendiri yang selalu terkena imbasnya, terapkan juga untuk armada pabrik. Contohnya, pabrik semen, pabrik bata ringan, dan pupuk, itu kan udah jelas-jelas muatannya overload," ujarnya

ADVERTISEMENT

Zainus berharap bila memang regulasi zero ODOL diterapkan, pelanggar yang ditilang jangan hanya truk atau sopirnya saja. Namun, juga harus menurunkan barang atau muatan dan pemilik barang diminta untuk ambil sendiri.

Hal senada disampaikan sopir truk bernama Choirul. Menurutnya, regulasi Zero ODOL sangat merugikan sopir truk.

Choirul sendiri mengaku sebenarnya kebijakan Zero ODOL memberatkan para sopir. Bahaya dan pelanggaran akibat ODOL dinilai bisa berdampak buruk saat berada di jalan.

"Tapi semakin sedikit muatan, pendapatan kita ya semakin sedikit. Kalau diberlakukan zero ODOL, ongkosan tidak mencukupi kecuali di naikan harga tonase. Soalnya borongannya sopir itu tonase," ungkapnya.

Choirul berharap pemerintah dan swasta, khususnya pabrik maupun perorangan bisa memberikan solusi yang efektif. Agar tak merugikan sopir, pengusaha, dan siapa pun yang berkepentingan di dalamnya.

"Harapannya ya tidak hanya ada kenaikan upah, tapi juga ada kesejahteraan bagi kami," ujarnya.




(iwd/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads