Korban Berani Buka Suara, Kasus Kekerasan Perempuan-Anak di Banyuwangi Turun

Korban Berani Buka Suara, Kasus Kekerasan Perempuan-Anak di Banyuwangi Turun

Ardian Fanani - detikJatim
Rabu, 14 Des 2022 12:25 WIB
pelaku kekerasan perempuan dan anak di banyuwangi
Pelaku kekerasan perempuan dan anak di Banyuwangi (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi mencatat, kasus kekerasan perempuan dan anak sebanyak 29 kasus. Kasus kekerasan perempuan dan anak ini menurun dibanding tahun lalu.

Jumlah itu berdasarkan hasil rekapitulasi sepanjang Januari-Oktober 2022. Untuk tahun 2021 lalu, kasus kasus kekerasan perempuan dan anak sebanyak 38 kasus.

Kepala Dinsos PPKB Henik Setyorini mengatakan, kasus kekerasan perempuan dan anak didominasi oleh kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan penelantaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Henik menyebut, jumlah yang tercatat adalah kasus-kasus yang muncul ke permukaan. Bukan tidak mungkin, terdapat kasus-kasus lain tak terungkap.

"Intinya gini, kasus terungkap menurun saat ini. Bukan tidak mungkin ada banyak kasus yang belum terungkap," ujarnya kepada wartawan, Rabu (14/12/2022).

ADVERTISEMENT

Maka dari itu, pihaknya mengapresiasi para korban yang berani buka suara sehingga kasus kekerasan perempuan dan anak bisa terungkap.

"Oleh sebab itu kita mendorong para korban untuk berani bersuara dan melapor ke petugas berwajib," tambahnya.

Dengan cara itu, kasus tersebut bisa ditangani lebih tepat. Korban bisa mendapat pendampingan. Sementara pelaku bisa diproses sesuai hukum yang berlaku.

"Ini menjadi atensi buat kami," kata dia.

Pemkab, kata Henik, juga berupaya untuk terus mencegah dan menangani masalah kekerasan perempuan dan anak hingga tuntas. "Kami selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," sambung dia.

Henik bercerita, beberapa kasus yang mencuat mendapat atensi masyarakat. Salah satunya adalah pelecehan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh salah satu pemilik pondok pesantren di Banyuwangi.

"Berkaca dari kasus ini, kami berharap keterlibatan stakeholder terkait pelaksanaan kegiatan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan," pungkasnya.




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads