Status Gunung Semeru di Lumajang turun dari Awas (Level IV) ke Siaga (Level III). Ada sejumlah alasan mengapa status Semeru turun level dari Awas ke Siaga oleh PVMBG mulai pukul 12.00 WIB, Jumat (3/12/2022).
Meski berdasarkan pengamatan visual hingga saat ini masih terjadi aktivitas letusan mengakibatkan tumpukan material letusan (Pyroclastic cone) ataupun lidah lava.
Saat cuaca cerah teramati bahwa asap kawah berwarna putih bertekanan lemah dengan intensitas tipis hingga sedang dengan ketinggian 500 m di atas puncak. Masih terjadi 2 kali APG dengan jarak luncur hingga 6 km ke arah tenggara. Teramati guguran dengan jarak 300-500 m ke arah tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan keterangan tertulis dari PVMBG, ada sejumlah alasan hasil pemantauan yang membuat Semeru turun status dari Awas ke Siaga.
Baca juga: Status Gunung Semeru Turun Jadi Siaga |
Berikut penjelasannya:
1. Gempa-gempa vulkanik (Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal) masih terekam dan berfluktuasi. Gempa Letusan, Gempa Guguran masih ada. APG terekam pasca APG 4 Desember 20222 tercatat 4 kali APG dengan durasi dan jarak luncuran yang sudah menurun.
2. Pengamatan sejak 4 Desember 2022 hingga saat ini menunjukkan tidak ada gejala peningkatan kegiatan yang signifikan menuju APG yang cukup besar. Diduga perlu waktu untuk mengakumulasi material letusan menjadi sumber APG yang melebihi 7 km.
3. Citra thermal mengindikasikan anomali yang menurun periode 4 Desember 2022 - 9 Desember 2022 dari 15 MW ke 27 MW yang mengindikasikan terdapat penumpukan material pijar di sekitar permukaan kawah. Anomali SO2 dari citra Aura/OMI justru terlihat pada tanggal 2 Desember 2022 sebesar 1.78 Dobson Unit dan Pada saat ini hanya teramati sebesar 0.62 DU (lampiran 3).
4. Pasca deformasi inflasi yang disertai erupsi 4 Desember 2022, deformasi Gunung Semeru hingga saat ini sudah menunjukkan penurunan dari instrumen tiltmeter (lampiran 2 dan 3).
5. Potensi ancaman bahaya Gunung Semeru saat ini berupa berupa banjir lahar bila material hasil erupsi dan APG tercampur dengan intensitas hujan tinggi terutama di sungai yang berhulu di puncak (Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai di sekitarnya).
"Mengingat karakteristik erupsi Gunung Semeru, potensi ancaman bahayanya, serta hasil pemantauan visual dan kegempaan itulah maka tingkat aktivitas Gunung Semeru dapat diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak tanggal 9 Desember 2022 pukul 12.00 WIB," ujar keterangan tertulis PVMBG, Jumat (9/12/2022).
Tingkat aktivitas Gunung Semeru ini akan ditinjau kembali jika terdapat kemunculan gempa-gempa vulkanik dan deformasi yang berkaitan dengan proses supply magma ke permukaan (Gempa Low Frequency, Tremor, Tiltmeter dan GPS) dalam kecenderungan yang signifikan.
Rekomendasi PVMBG. Baca di halaman selanjutnya.
Pada tingkat aktivitas Level III (SIAGA), PVMBG merekomendasikan sejumlah hal berikut ini:
1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas di sungai dan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak (lampiran 5).
2. Masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas G. Semeru, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya. Informasi mengenai aktivitas gunung api, gempabumi, dan gerakan tanah di Indonesia terkini dapat diperoleh melalui aplikasi/Website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg_).
3. Informasi aktivitas G. Semeru dan koordinasi oleh Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten dapat juga diperoleh/dilaksanakan melalui Pos PGA Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Gunung Semeru secara administratif terletak dalam dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis berada pada posisi -8.112 LU dan 112.924 BT dengan tinggi puncaknya 3676 mdpl.
Gunung Semeru dipantau secara visual dan instrumental dari 2 Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berada di Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, serta di Desa Agrosuko, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.