Susah Payah Tim Relawan Selamatkan Diri dari Awan Panas-Hujan Abu Semeru

Susah Payah Tim Relawan Selamatkan Diri dari Awan Panas-Hujan Abu Semeru

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Jumat, 09 Des 2022 11:41 WIB
Tampilan Semeru usai luncurkan APG pada Kamis (8/12) malam pukul 22.51 WIB.
Semeru muntah awan panas Kamis malam 8 Desember 2022 (Foto: Istimewa/CCTV Semeru)
Lumajang -

Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas guguran (APG) Kamis (8/12/2022) sekitar pukul 20.30 WIB. Saat itu para relawan memantau kondisi visual Gunung Semeru secara langsung. Namun tiba-tiba saja Semeru kembali mengeluarkan awan panas.

Para relawan yang siaga saat itu jaraknya sekitar 7 - 9 KM dari Jonggring Saloka (kawah Semeru), susah payah menyelamatkan diri. Upaya menyelamatkan diri itu dibarengi dengan hujan turun.

Saat erupsi itu timnya mendengar letupan dari puncak Semeru. Ia bersama timnya pun segera turun dari lokasi pemantauan. Mereka harus lari sekencang-kencangnya, para relawan harus memakai masker. Jika tidak, maka sesak nafas dipastikan dialami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah ada letupan kami bergeser turun bersamaan awan mendung. Sekitar jam 20.30 WIB mulai hujan. Jadi hujan itu deras, berhenti, deras, berhenti. Sampai beberapa kali," kata Anggota Senior Tim Rescue Ikatan Remaja Anti Narkotika Pecinta Alam (Irannala) yang akrab disapa Gun, Jumat (9/12/2022).

Kondisi itu dibarengi dengan mendung. Sehingga sempat menyulitkan pantauan puncak Semeru. Bahkan suasana malam itu sangat pekat dan jarak pandang terbatas. Mereka pun menyalakan senter untuk memantau situasi sekitar lokasi.

ADVERTISEMENT

Saat itulah pihaknya melihat warga terjebak hujan abu. Mereka berteriak agar warga tersebut segera mencari tempat yang lebih aman dengan menyenter lokasi warga terjebak.

"Kita bantu mengevakuasi warga dengan memberikan cahaya senter difokuskan ke yang bersangkutan," tambahnya.

"Itu orangnya itu. Menjauh! Woi, pak, menjauh, pak!" teriak salah satu relawan, seperti yang dilihat detikJatim.

Relawan juga meneriaki orang itu agar menghindar ke warung terdekat.

"Mending nang warung ae! Woi, Pak, mending nang warung ae! (Pergi ke warung aja! Woi, Pak, pergi ke warung aja!"

Sementara itu relawan lainnya mengingatkan kawannya agar memakai masker karena hujan abu makin pekat.

"Masker, masker," ujar relawan lainnya.

Sementara lokasi paling pekat terdampak hujan abu tempat dirinya dan timnya berada yakni di kawasan Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo. Dia memastikan bahwa hujan abu itu tidak sampai ke dusun yang ada di Desa Penanggal, Candipuro, tempat pengungsian berada.

"Paling parah terdampak hujan abu di Supit Urang, desa tertinggi dekat puncak semeru. Hujan abu tidak sampai ke Penanggal," katanya.




(dte/fat)


Hide Ads