Seorang Warga Sempat Terjebak Saat Terjadi Hujan Abu di Desa Supit Urang

Seorang Warga Sempat Terjebak Saat Terjadi Hujan Abu di Desa Supit Urang

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 09 Des 2022 01:27 WIB
Tampilan Semeru usai luncurkan APG pada Kamis (8/12) malam pukul 22.51 WIB.
Tampilan Semeru usai luncurkan APG pada Kamis (8/12) malam pukul 22.51 WIB. (Foto: Istimewa/CCTV Semeru)
Lumajang -

Hujan abu vulkanik melanda kawasan sekitar Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang usai Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas guguran (APG). Peristiwa itu terjadi Kamis (8/12) malam sekitar pukul 20.30 WIB. Pada saat itu relawan tim rescue mendapati warga terjebak hujan abu.

Anggota Senior Rescue Senior Ikatan Remaja Anti Narkotika Pecinta Alam (Irannala) yang akrab disapa Gun menyebut warga yang terjebak hujan abu berada di lokasi penyeberangan alternatif ketika Jembatan Gladak Perak tidak bisa digunakan.

"Begitu kami turun itu ada info yang terjebak di tengah. Itu orang yang biasa mengawal jalur penyeberangan alternatif. Iya, warga," katanya kepada detikJatim, Jumat (9/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hujan abu pekat di kawasan Supit Urang, dekat Curah Kobokan itu terjadi tidak lama setelah hujan deras turun sekitar pukul 20.30 WIB. Sebelumnya, kata Gun, sekitar pukul 19.30 WIB Semeru kembali mengeluarkan APG.

Hujan dengan intensitas tinggi itulah yang menyebabkan sisa abu vulkanik di aliran lava Semeru kembali naik hingga menyebabkan hujan abu yang cukup pekat hingga puncak Semeru tak terlihat.

ADVERTISEMENT

"Informasinya tadi tim sudah mengevakuasi warga itu setelah sebelumnya cahaya difokuskan kepada yang bersangkutan. Ya, kami kira aneh juga kenapa sampai malam kok masih mengawal jalur penyeberangan," ujarnya.

Jalur penyeberangan di Supit Urang itu merupakan jalur alternatif ketika Jembatan Gladak Perak tidak bisa digunakan seperti saat ini. Gladak Perak yang merupakan penghubung Lumajang-Malang dan sebaliknya kembali tidak bisa digunakan dampak APG pada Minggu (4/12).

"Memang jalur penyeberangan alternatif itu dari tadi siang (Kamis siang) jam 12.00 WIB itu sudah bisa dilintasi warga yang naik sepeda motor. Nah biasanya yang lewat situ kadang-kadang kandas. Nah ada warga yang mengawal, yang membantu warga saat motornya kandas," ujarnya.

Dalam video yang dia bagikan kepada detikJatim, hujan abu terlihat sangat pekat. Menurut Gun, hujan abu itu hanya sampai di beberapa dusun terdekat dengan puncak Semeru. Seperti di Kampung Renteng dan Kajar Kuning di Desa Sumber Wuluh, Candipuro.

Sementara lokasi paling pekat terdampak hujan abu tempat dirinya dan timnya berada yakni di kawasan Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo. Dia memastikan bahwa hujan abu itu tidak sampai ke dusun yang ada di Desa Penanggal, Candipuro, tempat para pengungsi berada.

"Paling parah terdampak hujan abu di Supit Urang, desa tertinggi dekat puncak Semeru. Hujan abu tidak sampai ke Penanggal," katanya.




(dpe/iwd)


Hide Ads