Usai sepekan lebih melakukan sidak pelayanan di RSUD Dr Soewandhie, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali melakukan sidak. Kali ini Eri datang tanpa mengamuk.
Eri disambut pasien yang mengaku telah mendapatkan pelayanan medis hingga pengambilan obat secara cepat. Pasien itu mengaku tak lagi menunggu lama yang memaksanya meninggalkan Salat Zuhur.
Kepada wartawan Eri mengatakan bahwa semua pasien di RSUD Dr Soewandhie Surabaya yang ia datangi dan diajak berbincang mengucapkan terima kasih. Para pasien menyebutkan bahwa pelayanan di RSUD dr Soewandhie kini menjadi lebih baik, menjadi jauh lebih cepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata, kata Eri, pasien yang datang dilayani tidak lebih dari satu jam termasuk pengambilan obat. Ia berharap pelayanan seperti ini bisa dipertahankan dan tentunya bisa terus dikembangkan ke arah yang lebih bagus dan lebih nyaman bagi pasien.
"Seperti ibu tadi 'Pak saya dari jam 07.00-15.00 tidak bisa sembahyang Zuhur. Sekarang datang jam 08.00 WIB pulang jam 09.00,' itu barokah dan seharusnya pemerintah hadir. Saya minta ruang tunggu dikasih TV, di depan poli juga dikasih TV," ujar Eri di RSUD dr Soewandhie, Kamis (8/12/2022).
Terkait pendaftaran, Eri menyebut banyak pasien yang datang on site pada Kamis ini. Di mana pasien tidak daftar di e-health terlebih dahulu melainkan langsung datang ke Rumah Sakit.
"Kalau langsung datang, saya minta harus ada nomor yang tercantum di sana. Meskipun datang on site harus ada jamnya, sehingga tahu masuk jam berapa. Seperti tadi No 73 dia baru no 53, saya tanya daftarnya on site. Saya mau yang on site juga harus ada jamnya, supaya orang tahu. Tidak ada fitnah," katanya.
Dirut RSUD dr Soewandhie dr Billy Daniel Messakh mengatakan kendala yang dialami selama ini ialah kesiapan dari status rekam medis. Terlebih pekan lalu saat Walkot Eri Ngamuk ada satu pasien yang rekam medisnya terselip.
"Jadi untuk kecepatan dokternya sudah stabil. Kalau setengah 8 terlambat. Tapi hari ini 07.15 WIB kami sudah mulai lebih cepat," kata dr Billy.
Saat ini pihaknya juga masih belum menggunakan sistem digital pada pelayanan rekam medis. Billy menargetkan pada awal 2023 RSUD Dr Soewandhie sudah menerapkan teknologi digital pada pelayanan rekam medis.
"Belum pakai digital tetap. Tapi kami siapkan semalam satu hari sebelumnya. Nanti 1 Januari targetnya. Karena programmer-ku cuman 3, dan mereka mengerjakan banyak hal. Sekarang ini tak target 1 Januari 3 orang programmer jangan diganggu, biar kerjakan itu," ujarnya.
Salah satu pasien warga Pacar Kembang Gang 10, Pirwowati mengatakan bahwa pelayanan hari ini memang lebih cepat dari sebelum Eri naik pitam. Dirinya mengaku tidak perlu berlama-lama ketika memeriksakan kesehatannya.
"Jam 08.15 WIB datang, jam 09.30 WIB sudah selesai. Sudah cepat pelayanannya. Saya ke Poli Penyakit Dalam. Cepat, obatnya juga cepat. Lebih cepat pelayanannya sekarang," ujar dia.
Sama halnya dengan Ayu Damayanti warga Kedungsroko. Dia mengaku pelayanan di RSUD Dr Soewandhie saat ini sudah lebih bagus. Hanya saja, kendala sekarang menurutnya ada di pasien. Pasien yang sudah mendapat nomor dan waktu tetapi tidak datang tepat waktu.
"Kendala dari pasien sendiri. Staf sudah bagus. Ada perkembangan lebih cepat, estimasi cocok. Kendalanya di pasien, mereka datang telat dari waktu yang sudah ditentukan. Jadinya kasihan yang on time harus mengalah, perawat juga harus mencari data lagi. Padahal kesalahan di mereka (pasien)," katanya.
(dpe/iwd)