Detik-detik Warga Mengungsi saat Semeru Erupsi Luncurkan Awan Panas Guguran

Detik-detik Warga Mengungsi saat Semeru Erupsi Luncurkan Awan Panas Guguran

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 05 Des 2022 08:30 WIB
Pengungsi Semeru
Niwi (kiri), pengungsi Semeru bersama istrinya. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Surabaya -

Gunung Semeru erupsi mengeluarkan awan panas guguran (APG). Saat ini, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu berstatus awas. Akibat erupsi Semeru, 2.219 warga mengungsi ke posko pengungsian.

Salah satu warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Niwi (60) menceritakan detik-detik erupsi terjadi hingga membuat panik warga yang tinggal di dekat Gunung Semeru. Niwi mengatakan Semeru erupsi pada Minggu (4/12) menjelang subuh.

"Gunung Semeru erupsi sekitar pukul 03.00 WIB, yang tahu pertama adalah anak saya. Dia bangun dan memberitahu saya kalau gunung erupsi," ujarnya saat ditemui detikJatim di posko pengungsian SDN Supiturang 4, Senin (5/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengetahui ada erupsi, Niwi keluar rumah untuk melihat situasi. Saat itu, kondisi erupsi sudah melandai, sehingga dirinya tidak terlalu panik. Sekitar 30 menit setelahnya, Gunung Semeru kembali erupsi.

"Udah tenang itu lihat erupsi pertama sudah turun, nggak lama sekitar pukul 03.30 WIB erupsi lagi. Saya diam duduk sama temen-temen (warga kampung) itu mulai agak was-was," kata dia.

ADVERTISEMENT

Sekitar pukul 10.00 WIB, erupsi susulan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya terjadi. Niwi dan warga Dusun Sumbersari pun panik. Mereka memutuskan untuk mengungsi.

"Itu nyusul lagi (erupsi) besar pada pukul 10.00 WIB. Gulung-gulung (awan panas guguran) dari atas, saya terus lari sama anak,cucu, dan istri lari" terangnya.

"Sama tetangga juga sudah teriak-teriak, lari ngungsi takut karena awan itu kan panas ya. Awan itu sampai ke Jembatan Geladak Perak, itu kan menunjukkan parahnya," sambungnya.

Ia mengaku melihat erupsi tersebut, teringat dengan kejadian pada 2021 atau tahun lalu. Dahsyatnya erupsi Semeru kala itu menyebabkan banyak korban jiwa.

"Trauma saya, masih ada kekhawatiran peristiwa tahun lalu terjadi lagi. Kalau ingat tahun lalu ternak saya mati semua kena erupsi Gunung Semeru," tandasnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads