Magma Keluar dari Gunung Api, Ini Arti Erupsi dan Beberapa Jenisnya

Magma Keluar dari Gunung Api, Ini Arti Erupsi dan Beberapa Jenisnya

Rina Fuji Astuti - detikJatim
Minggu, 04 Des 2022 23:42 WIB
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi hingga memuntahkan awan panas, Minggu (4/12). Saat ini awan panas itu telah menerjang Jembatan Gladak Perak.
Erupsi Gunung Semeru. (Foto: Antara Foto/Dok BNPB)
Surabaya -

Erupsi Gunung Semeru kembali terjadi setelah satu tahun tragedi serupa pada akhir 2021. Tidak hanya Semeru, sejumlah gunung aktif di Indonesia juga berpotensi mengalami erupsi pada waktu yang tidak bisa diperkirakan. Lantas, apa sih sebenarnya arti erupsi itu?

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), erupsi adalah letusan gunung api atau semburan sumber minyak dan uap panas. Lebih spesifik, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2016 menjelaskan bahwa erupsi adalah peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi yang bentuknya berbeda-beda untuk tiap gunung berapi.

Sementara itu, situs Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjelaskan lebih detail bahwa erupsi adalah peristiwa keluarnya magma dari gunung api menuju permukaan bumi, baik secara efusif maupun eksplosif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada erupsi elusif lava keluar secara perlahan dan membentuk aliran lava, sedangkan pada erupsi eksplosif lava keluar diikuti ledakan. Secara garis besar jenis erupsi dapat dibagi tiga. Yakni hawaian, strombolian, dan vulkanian.

Sejumlah bencana pun terjadi ketika gunung api mengalami erupsi seperti mengeluarkan lava, jatuhnya piroklastik, aliran piroklastik, ledakan lateral, hingga tsunami vulkanik.

ADVERTISEMENT

Risiko bencana erupsi gunung api makin meningkat dari waktu ke waktu akibat pertumbuhan penduduk yang meningkat dan bermukim di sekitar gunung api.

Selain itu, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di sekitar wilayah ini juga makin meningkatkan kerentanan penduduk akan bencana erupsi gunung berapi.

Dikutip dari buku Hill, Sparks and Rougier karya Barclay dkk (2008), ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana gunung berapi atau volcanic risk reduction.

Beberapa cara itu pertama dengan meningkatkan upaya keakuratan penilaian kegiatan vulkanik oleh para ahli gunung berapi. Lainnya dengan cara membangun komunikasi risiko bagi pengambil kebijakan dan masyarakat yang seharusnya menjadi agenda utama untuk pengurangan risiko.




(dpe/dte)


Hide Ads