Gangster yang konvoi sambil membawa senjata tajam (sajam) benar-benar bikin resah warga Surabaya. Menurut Sosiolog Unair Prog Bagong Suyanto, fenomena gangster ini adalah masalah sosial.
Polisi maupun Pemkot Surabaya pun telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menangkap mereka. Namun, Bagong mengingatkan kepada aparat agar tidak berfokus kepada pendekatan hukum.
"Memberantasnya tidak bisa dengan pendekatan hukum ya, jadi harus dikonter dengan tawaran lain yang memungkinkan mereka tetap bisa mendemonstrasikan sok jagoannya," kata Bagong kepada detikJatim, Kamis (1/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagong menganggap, gangster yang meresahkan itu hanya butuh alat untuk menyalurkan sifat dan sikap patologisnya. Lantaran didominasi anak atau kelompok marjinal, mereka mengekspresikan diri pada jalur yang salah
"Tapi, tetap dalam koridor yang bisa tidak melanggar hukum. Jadi, bukan tawurannya ya, tapi mentalitas sok jagoannya itu tersalurkan," ujarnya.
"Pendekatan hukum tidak akan bisa, wong ini masalah sosial kok," sambungnya.
Guru besar sosiologi Unair itu menegaskan, salah satu solusi yang paling tepat adalah memberikan dan memfasilitasi mereka sesuai dengan aktivitas masing-masing. Dengan begitu, apa yang dimiliki dan sebelumnya dilanggar, bisa tersalurkan secara benar.
"Ya tetap dicarikan aktivitas yang tetap memungkinkan mereka mendemonstrasikan sikap sok jagoannya. Misalnya, melarang corat-coret di tembok, ya adakan lomba mural, lalu yang suka tarung dicarikan tempat sasana atau tarung secara legal dan dibina. Kemudian balapan liar dan dilarang ya carikan balapan yang sah dan dalam pengawasan, jadi disalurkan, bukan ditiadakan," tutupnya.
(fat/dte)