Kasus kematian ibu hamil di Jawa Timur tahun 2022 masih tinggi, yakni 500 lebih kasus. Hal ini disebabkan banyak faktor. Namun ada penyebab baru yang menambah angka kematian ibu hamil makin tinggi.
"Ada penyebab baru yang menambah kasus kematian pada ibu hamil. Yaitu kelainan jantung, autoimun dan plasenta akreta," kata dr Sutrisno saat ditemui di kantor IDI Jatim, Selasa (29/11/2022).
Plasenta akreta sendiri merupakan kondisi pembuluh darah atau ari-ari yang menempel erat pada daerah sekitar panggul. Di mana hal itu menjadi penyebab kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan sangat-sangat sukar kalau kita operasi. Tingkat kegagalan tinggi karena pendarahannya luar biasa. Ini pendatang baru yang membuat kematian ibu hamil meningkat," jelasnya.
Menurutnya, plasenta akreta itu terkait tingginya angka sectio caesarea atau melahirkan secara caesar. Semakin tinggi plasenta akreta terjadi, maka sectio akan menimbulkan kewaspadaan.
Pihaknya pun mewanti-wanti hal-hal yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Yakni ibu hamil harus aktif menjaga keselamatan kehamilan dengan selalu menghubungi petugas kesehatan, paling tidak selama 6 kali selama kehamilan.
"Yankes dan nakes ini harus semakin aktif untuk kita memberikan pelayanan, akses dan RS," tambahnya.
Jangan lupa, jelas dia, fasilitas di RS. Jika ada ibu mengalami kegawatan dan butuh ICU khusus ibu atau maternal harus dimiliki RS rujukan dengan jumlah yang memadai.
"Maternal di Surabaya terpenuhi, seperti di RSU dr Soetomo, RS Unair dan RS lainnya sudah berjalan dengan baik. Di tempat lain disarankan mempunyai maternal ICU sendiri," pungkasnya.
(esw/fat)