Alif, salah satu warga di Dusun Carat mengatakan bahwa keempat pelajar itu sering terlihat oleh warga. Mereka sering terlihat melewati jalan menuju sawah.
"Apa yang mereka lakukan siang malam selama seminggu di tempat tersebut warga tidak mengetahui. Warga mengetahui hanya dua anak laki-laki dan dua perempuan," katanya kepada detikJatim, Selasa (29/11/2022).
Sutoko, warga lainnya membenarkan hal itu. Menurutnya yang sering melihat para pelajar tersebut adalah warga yang sedang mencari rumput.
"Yang sering tahu orang yang sedang mencari rumput untuk pakan ternak," kata Sutoko.
Hingga akhirnya warga Dusun Carat mendapat kabar bahwa ada anak sekolah SMK di Banggil Pasuruan yang hilang.
Untuk memastikan hal itu warga pun melakukan pengecekan ke lokasi. Yakni di Pos Pengecekan Air Kali Brantas maupun di Situs Sumur Lantung dengan menyamar menjadi pencari rumput.
"Ada kabar itu warga melakukan pengecekan untuk memastikan apakah empat anak yang sering menempati pos pengecekan air itu benar mereka," ujar Sutoko.
Kabar tentang ditemukannya pelajar di Pos Pengecekan Air Kali Brantas dekat Situs Sumur Lantung Desa Carat itu didengar salah satu keluarga pelajar.
"Kabar itu terdengar pihak keluarga siswa perempuan. Hari Minggu (27/11) itu ada yang datang ke dusun Carat kordinasi dengan warga, minta warga membantu," katanya.
Hingga akhirnya warga setempat melakukan penggerebekan. Keempat pelajar tersebut diamankan hingga akhirnya diserahkan kepada aparat keamanan.
"Akhirnya hari Senin (28/11) kemarin diamankan oleh aparat," terang Sutoko.
Tidak ada yang tahu apa yang empat pelajar tersebut lakukan di lokasi itu. Mereka selalu berpindah-pindah di 2 tempat tersebut.
"Untuk mengelabui warga mereka selalu berpindah tempat. Siang di pos pengecekan air, tidurnya di situs sumur Lantung," kata Sutoko.
Kades Desa Carat Edy Santoso membenarkan bahwa empat siswa yang dilaporkan hilang sudah ditemukan.
Mereka ditemukan di pos pengecekan air Kali Brantas. Bangunan pos tersebut, juga Situs Sumur Lantung adalah bangunan kono peninggalan Belanda.
"Saya tidak mengetahui secara pasti. Saya hanya dapat laporan dari perangkat desa yang mengikuti penangkapan," kata Edy.
(dpe/iwd)