DPRD Surabaya Prihatin Soal Kejadian Siswi SMP Loncat dari Lantai 2 Sekolah

DPRD Surabaya Prihatin Soal Kejadian Siswi SMP Loncat dari Lantai 2 Sekolah

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Sabtu, 26 Nov 2022 08:59 WIB
anggota DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto
Anggota DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Kita semua terkejut dengan kejadian pada Jumat (25/11) pagi di salah satu SMP di Surabaya. Salah satu siswi nekat meloncat dari lantai 2 sekolahnya di Jalan Pacar Surabaya. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.30 WIB..

Syukurlah bahwa siswi tersebut segera mendapatkan penanganan dan terselamatkan. Dinas Pendidikan, DP3APKB, BPBD, dan RSUD Soewandhi dengan sigap melakukan pendampingan dan pengobatan.

"Keterkejutan saya semakin bertambah sore kemarin bukan semata karena seorang siswi nekat terjun. Tapi karena banyaknya pemberitaan tentang siswi tersebut," ujar anggota DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto, Sabtu (26/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai anggota DPRD, kata Herlina, pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi bersama Pemkot Surabaya dan dinas terkait agar para siswa mendapatkan pendampingan. Dan juga hal semacam ini tidak terulang lagi.

"Saya pun perlu merenung agar lebih banyak lagi perhatian yang kami berikan kepada anak-anak dan dunia pendidikan di Surabaya," kata Herlina yang juga Kandidat Doktor Psikologi Universitas Airlangga.

ADVERTISEMENT

Herlina merasa sangat prihatin ketika hal tersebut menimpa siswi itu. Terlebih ia juga merupakan ibu yang mempunyai anak seusia dengan siswi tersebut. Selain melakukan hal yang wajib ia lakukan, Herlina juga berdoa agar ke depan tidak ada lagi anak-anak yang melakukan hal semacam itu.

Herlina mendoakan semoga seluruh anak berbahagia dan berada dalam lingkungan yang menyenangkan. Herlina juga berharap semua orang tua berupaya meluangkan waktu untuk membersamai anak-anak dalam tahapan tumbuh kembangnya sehari-hari.

"Sebagai seorang psikolog, tentunya kejadian tersebut membuat saya merasa perlu melakukan pendampingan pada anak-anak di masa ABG khususnya. Di mana kerap kali anak-anak membutuhkan perhatian lebih, butuh pendampingan, dan butuh banyak bercerita dan didengar," lanjut Herlina.

Herlina memohon agar pemberitaan yang terus-menerus terkait siswi tersebut dapat disudahi dan tidak menjadi pemberitaan serial. Karena ada fisik dan psikis seorang siswi yang perlu dipulihkan.

"Kita dampingi, kita dengarkan. Perlu kita bersamai dalam melewati masa-masa yang mungkin terasa sangat berat untuk siswi tersebut," lanjutnya.

Herlina menambahkan ada ratusan atau bahkan ribuan pelajar di Kota Surabaya bahkan pelajar-pelajar lain yang turut membaca pemberitaan tersebut yang perlu dilindungi mentalnya. Psikis mereka perlu dibangun dengan hal-hal yang positif.

"Ini bukan perkara menutup-nutupi sebuah masalah agar tidak muncul di media, publikasi tentang masalah ini memang sudah mencuat di mana-mana. Koreksi yang konstruktif tentunya akan dilakukan," terangnya.

Herlina tidak ingin siswi tersebut, bahkan para pelajar di sekelilingnya merasa trauma, atau bahkan trauma sekolahnya menjadi dikenal karena permasalahan ini. Sekali lagi, ada fisik dan psikis korban yang butuh dipulihkan. Dan ada ribuan pelajar lain yang harus dijaga psikisnya agar mereka terhindar dari trauma dan dapat menuntut ilmu dengan bahagia.

"Mari berikan waktu dan ruang bagi keluarga siswi tersebut. Bagi pihak-pihak yang berwenang, mendampingi, dan memulihkan kondisi korban dalam heningnya pemberitaan. Berikan waktu dan ruang, dan juga perhatian pada pelajar yang lain agar mereka menjalani masa-masa sekolah sebagai masa yang bahagia," tandas Herlina.




(sun/iwd)


Hide Ads