Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Salah satu SMP di Surabaya geger usai seorang siswi nekat terjun dari lantai 2 sekolah. Pelajar itu terjun dari ketinggian kurang lebih 4 meter di sekolah yang berada di Jalan Pacar Surabaya itu pada Jumat (25/11/2022) pagi sekitar pukul 07.30 WIB.
Salah satu siswa yang menyaksikan peristiwa itu mengaku melihat korban di lantai 2 sekolah sengaja naik ke pot bunga dan langsung terjun ke lantai 1. Cepatnya kejadian itu membuat tak ada siswa atau orang lain yang sempat mencegahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi itu lihat dia (Korban) naik ke pot bunga trus langsung loncat. Saya dan teman-teman, ya, berteriak. Nggak bisa menolong karena kami ada di dalam kelas, dia sudah di luar kelas," kata seorang siswi yang baru saja melakukan kegiatan Jumat Sehat di sekolah itu.
Usai melihat siswi itu terjun ke lantai 1, mereka yang ada di dalam kelas segera keluar untuk melihat ke bawah dan berteriak-teriak kepada siswa lain yang ada di bawah agar segera menolong korban.
"Jatuh, jatuh..dia jatuh," tambahnya.
Lalu para siswa dan siswi tersebut memanggil para guru. Baik guru Bimbingan Konseling (BK) dan UKS. Para guru langsung mendatangi dan melihat kondisi korban.
"Teman-temannya berteriak dan meminta tolong ke para guru. Kami langsung menolong dan menghubungi petugas," jelas Humas SMP di Surabaya Sri Wahyuningsih kepada wartawan.
Setelah kejadian itu, kata Sri, pihak sekolah berupaya menghubungi puskesmas. Namun sekolah disarankan menghubungi 112. Tidak berapa lama kemudian ada sejumlah tenaga medis yang datang ke sekolah memeriksa korban yang tetap dalam keadaan sadar.
"Korbannya masih sadar dan bisa menjawab pertanyaan (dari para guru dan petugas). Dia tidak pingsan. Dia anaknya kuat kelihatannya," ujarnya.
Akibat aksi nekat loncat dari ketinggian 4 meter, siswi berusia 13 tahun itu mengalami patah tulang di kaki kanan. Hal itu diketahui setelah petugas gabungan mengecek kondisi korban.
"Tadi dibawa petugas ke RS. Lukanya patah kaki kanan," kata Sri.
Sudah murung sejak datang di sekolah. Baca di halaman selanjutnya.
Dari keterangan yang dihimpun detikJatim, siswi yang nekat loncat dari lantai 2 itu sedang dirundung masalah keluarga. Menurut teman-temannya siswi itu sudah terlihat murung dan termenung saja saat tiba di sekolah.
Sri Wahyuningsih selaku Humas SMP itu mengatakan ada dugaan bahwa korban sering dimarahi orang tuanya. Itu terungkap saat ada sejumlah temannya yang bertanya mengapa dia nekat loncat dari lantai 2. Akan tetapi, Sri mengaku pihak sekolah belum bisa memastikan informasi itu.
"Sepertinya begitu (Ada masalah dengan orangtuanya). Detailnya apa tidak tahu, yang tahu teman-teman dan orang-orang yang menemaninya di rumah sakit," kata Sri.
Berdasarkan pengakuan teman-teman sekelasnya korban sudah terlihat murung dan tidak banyak bicara sejak masuk ke dalam kelas. Tidak seperti hari-hari sebelumnya yang mana ia selalu tampak ceria.
"Hari ini kata teman-temannya dia sudah diam saja. Waktu datang juga diam. Nah tiap hari Jumat itu ada tema 'Jumat Sehat', jadi saat teman-temannya ganti baju pramuka, tiba-tiba mereka melihat dia naik terus terjun gitu," tambahnya.
Sebaliknya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh yang mengaku telah bertemu dengan orang tua siswi itu mengatakan bahwa antara siswi bersangkutan dengan orang tuanya di rumah tidak ada masalah.
"Kalau orang tuanya sudah ketemu, sudah berbicara dan sudah saya nasihati. Permasalahan internal keluarga tidak ada," ujar Yusuf kepada detikJatim, Jumat (25/11/2022).
Dia juga memastikan bahwa siswi itu juga tak mempunyai persoalan atau permasalahan di sekolah. Guru-guru dan teman-temannya mengenal siswi itu periang.
"Guru-guru dan BK di sekolahnya bilang tidak ada masalah, anaknya periang," ujarnya.
Sekretaris BPBD Surabaya Ridwan Mubarun mengatakan bahwa pihaknya akan mengajak korban ke rumah rehabilitasi khusus putri milik pemkot Surabaya usai menjalani perawatan di RSUD dr Soewandhie.
"Setelah menjalani perawatan di RS Soewandie dan dinyatakan sembuh, korban akan dibawa ke rumah rehabilitasi khusus putri yaitu di rumah aman (shelter) milik Pemkot Surabaya," kata Mubarun.