Pakar ITS Sebut Kematian Bocah di Blitar Dikaitkan Radiasi HP Tak Beralasan

Pakar ITS Sebut Kematian Bocah di Blitar Dikaitkan Radiasi HP Tak Beralasan

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 25 Nov 2022 23:01 WIB
Ilustrasi anak main game di ponsel
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/AzmanJaka)
Surabaya -

Seorang siswa kelas 6 SD di Kecamatan Wates ditemukan tewas di kamarnya. Terselip di pipinya yang terlihat lebam sebuah HP yang masih menyala. Kematian anak itu disebut karena terpapar radiasi HP.

Mengenai hal itu Dr Ir Endroyono DEA Dosen Telekomunikasi Multimedia, Departemen Teknik Elektro ITS menyebutnya sangat tidak beralasan. Endroyono menegaskan bahwa daya pancar radiasi HP sangat kecil.

"Meninggal di dekat HP itu sebuah kenyataan menyedihkan. Tapi kalau dikaitkan dengan radiasi HP atau radio, itu sangat tidak beralasan. Karena daya pancar HP sangat kecil," ujar Endroyono kepada detikJatim, Jumat (25/11/2022) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akademisi yang juga Kepala 5G Xperience Center di Pusat TIK Robotika ITS itu menjelaskan bahwa total energi radiasi dari sebuah ponsel tidak pernah melebihi energi yang dimiliki oleh baterai HP tersebut.

"Total energi radiasi HP tidak pernah melebihi energi yang dipunyai baterai. Kuncinya kembali pada emisi radiasi HP-nya yang sangat kecil. Bahkan untuk membuat hangat kulit saja membutuhkan waktu lama," katanya.

ADVERTISEMENT

Mengenai luka lebam di pipi mendiang anak SD berinisial RA tersebut, Endroyono juga menyebutkan bahwa luka tersebut tidak mungkin disebabkan karena paparan radiasi HP.

Menurutnya, sebuah ponsel atau HP baru bisa mengakibatkan luka lebam pada seseorang bila ponsel itu dilemparkan dengan kuat-kuat ke orang tersebut atau ponsel tersebut meledak di dekat orang yang mengalami luka lebam.

"Luka lebam? Jika HP tidak meledak dan atau dilempar kuat, lebam ndak mungkin terjadi. Seperti saya sebutkan tadi emisi radiasi HP itu sangat kecil. Bahkan untuk membuat hangat kulit saja butuh waktu lama," ujarnya.

Bila pun sebuah ponsel mengalami malfungsi hingga menyebabkan ponsel tersebut terus bekerja dan mengalami panas berlebihan atau overheat, pastilah ponsel tersebut sudah lebih dulu rusak sebelum mengakibatkan luka lebam atau melepuh.

"Lebam dengan melepuh beda nggih. Kalau sampai bikin melepuh pasti HP-nya rusak duluan," katanya.

Sebelumnya, Kades Tugurejo Supangat mengaku menyaksikan sendiri luka lebam yang dialami bocah RA saat jenazahnya dimandikan. Dia melihat ada luka di pipi korban dan juga sedikit di dadanya.

"Saya menyaksikan jenazahnya ketika dimandikan. Saya memang melihat ada luka bakar kering, kelihatan membiru begitu di pipi kirinya. Ada sedikit di dadanya juga. Kata keluarganya di bawah pipi yang luka itu ada HP yang masih menyala," kata Supangat kepada detikJatim.

Awal mula dugaan kematian bocah Blitar karena radiasi HP. Baca di halaman selanjutnya.

Dari keterangan keluarga tentang adanya HP di pipi jenazah RA, Kades Tugurejo Supangat menilai kematian bocah itu bukan sesuatu yang janggal. Apalagi berdasarkan keterangan keluarganya RA posisi tertidur miring sambil main game. Dan posisi HP tidak sedang dicas.

Diperkuat dengan penjelasan seorang warganya yang bekerja memperbaiki peralatan elektronika dan HP, Supangat pun meyakini bahwa kematian RA akibat terpapar radiasi HP.

Karena keyakinan itu juga dirinya sebagai Kepala Desa yang mengetahui turut menandatangani surat pernyataan keikhlasan keluarga yang menyebutkan bahwa bocah itu meninggal karena radiasi HP dan mengizinkan keluarga segera memakamkan.

Surat pernyataan itu juga menjadi penanda kesepakatan antara keluarga, sanak saudara, dan tetangga sekitar bahwa jenazah RA agar langsung dimakamkan dan tidak perlu menjalani pemeriksaan dari petugas kesehatan.

"Semua juga kuatir kalau diperiksa dokter atau bidan malah dibawa ke mana-mana. Apalagi disuruh autopsi, kasihan jenazahnya. Jadi kami sepakat langsung memakamkan hari itu juga," ujar Supangat.

RA menurut Supangat bocah sehat yang kreatif. Dia tergolong siswa cerdas di sekolah. Adanya dugaan lain jika RA jadi korban perundungan ditepis mentah-mentah oleh Supangat. Karena bocah itu menurutnya juga siswa pemberani.

"Oh tidak kalau di bully, RA ini sehat tidak ada riwayat sakit. Sehari sebelumnya masih sekolah kok. Dia juga cerdas, kreatif, dan pemberani. Ya, menurut saya karena kecerobohan main game sampai tertidur itu yang berakibat fatal," katanya.

Ikhwal kematian RA karena paparan radiasi ponsel diunggah tetangganya yang lain di medsos. Seorang petugas kepolisian Polsek Wates mengetahui hal itu dan mendatangi rumah duka pada Kamis (24/11/2022).

Polisi bermaksud mencari kebenaran informasi itu. Namun pihak keluarga tidak berkenan jika diselidiki. Mereka menyatakan sudah ikhlas dengan membuat surat pernyataan menerima kejadian tersebut sebagai musibah.

Halaman 2 dari 2
(dpe/iwd)


Hide Ads