Rombongan Rubicon dari Komunitas JK Owners East Java (JKOEJ) yang dihadang hingga cekcok dengan petugas TNBTS di Bromo mengaku kecewa tidak diberi informasi oleh Disbudpar Jatim bahwa jadwal East Java Fashion Harmony IV 2022 berubah tanggal. Mereka baru tahu tentang penundaan itu saat cekcok dengan petugas.
Ketua Umum Komunitas JKOEJ Bambang Agus Hendroyono menegaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan diri setelah anggotanya sepakat datang ke acara undangan Disbudpar tersebut. Baik izin tiket masuk Wisata Bromo yang sudah dibeli secara online, maupun hotel tempat menginap yang sudah dipesan.
Lantaran persiapan sudah lengkap, mereka berangkat lebih awal. Bambang bersama 38 anggota JKOEJ lainnya berangkat pada Sabtu, 19 November 2022 alias H-1 sebelum acara yang tertera di undangan. Di undangan yang diterima JKOEJ, acara tersebut digelar Minggu, 20 November 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhirnya mereka ditolak masuk di Pos Wonokitri, kemudian dihadang berujung cekcok dengan petugas TNBTS saat hendak masuk Pos Pananjakan, Bambang mengaku tidak mendapat pemberitahuan apapun dari Disbudpar Jatim tentang penundaan acara tersebut.
"Nah, pada saat kemarin kami berangkat kami belum tahu bahwa secara resmi (acara) itu ditunda. Nggak ada yang menghubungi. Harusnya kalau undangan itu secara resmi, pembatalan atau penundaan pun juga secara resmi dong? Ini tidak ada. Pas berangkat saya sendiri enggak koordinasi, jadi kami lempeng aja," katanya kepada detikJatim, Rabu (23/11/2022).
Bambang menyayangkan dirinya dan komunitasnya baru mengetahui bahwa kegiatan East Java Fashion Harmony IV 2022 ditunda pada 3 Desember 2022 dari petugas TNBTS.
"Jadi pada saat orang yang emosi itu bilang, 'saya baru saja mengantar panitia,' nah itu baru tahu saya kalau acaranya ternyata ditunda. Minimal, pada saat dia menyampaikan itu jangan nada tinggi lah. Jangan pakai emosi. Sehingga ini bisa dipecahkan dengan kepala dingin," ujar Bambang.
Rombongan Rubicon Komunitas JKOEJ dihadang petugas TNBTS menjelanga Jalur Pananjakan Bromo, Pasuruan. Bambang menyebut bahwa dirinya sudah menunjukkan undangan resmi dari Disbudpar Jatim tersebut kepada para petugas TNBTS yang menghadangnya, tapi mereka tetap tidak diizinkan melintas.
"Nah, karena itu undangan dari instansi, ditujukannya juga jelas kepada Ketua Umum JKOEJ di awal November, kami prepare. Kami rapatkan dan kami putuskan hadir. Kami persiapkan segala sesuatunya. Termasuk izin tiket online sudah kami beli, hotel pun sudah kami booking di Lava View," ujarnya.
Begitulah, kata Bambang, hingga akhirnya rombongannya dihadang menjelang masuk Pananjakan. Pada saat itulah mereka sempat terlibat cekcok, hingga peristiwa itu viral di TikTok diunggah oleh salah seorang pelaku wisata Bromo.
(dpe/dte)