Rombongan Rubicon yang dihadang dan sempat cekcok dengan petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Bromo akhirnya buka suara. Rombongan Rubicon dari Komunitas JK Owners East Java (JKOEJ) menegaskan bahwa mereka tidak pernah memaksa masuk Bromo. Mereka memang memegang undangan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim.
"Waktu itu kami sudah mau masuk Penanjakan, itu kami dihadang sama teman-teman itu. Nggak tahu teman-teman siapa saja. Intinya kami datang baik-baik. Kami ngomong juga baik-baik, kok. Kami tunjukkan ini ada undangan, ini kami sudah booking hotel di Lava View, ini tiket (masuk bromo) kami. Tapi itu semua tidak diterima," tegas Ketua Umum Komunitas JKOEJ Bambang Agus Hendroyono kepada detikJatim, Rabu (23/11/2022).
Bambang menyebutkan bahwa komunitasnya pada Sabtu (19/11), datang ke Bromo untuk memenuhi undangan resmi dari Disbudpar Jatim. Mereka diundang untuk menghadiri kegiatan bertajuk East Java Fashion Harmony IV tahun 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan undangan yang diterima Komunitas JKOEJ, acara itu digelar Minggu 20 November 2022 di Pelataran Bukti Widodaren, Kawasan Gunung Bromo. Karena itu rombongan berjumlah 39 orang itu datang membawa puluhan Jeep Rubicon untuk menginap di salah satu hotel yang sudah dipesan sebelumnya.
Tidak hanya itu, mereka juga sudah membeli tiket masuk Wisata Bromo via Pananjakan, Pasuruan secara online sesuai dengan jumlah rombongan yang turut serta bernomor tiket BRM-151100484. Lantaran jarak ke hotel lebih dekat lewat Pos Wonokitri, mereka tunjukkan tiket itu ke petugas di pos tersebut yang menurutnya enggan menerima tiket itu. Petugas loket itu pun mengarahkan rombongan menemui pemangku atau paguyuban setempat.
"Kami dihubungkan dengan pemangku di situ untuk koordinasi. Kami tidak masalah, tapi ternyata pemangkunya tidak ada. Terus saya digiring ke arah paguyuban. Oke, saya tunggu kalau memang ada paguyuban, saya tak koordinasi juga. Saya menunggu sekitar 15 menit, ternyata paguyuban pun tidak datang. Intinya tidak ada yang menemui kami saat itu," ujarnya.
Lantaran hari sudah semakin sore, Bambang dan kawan-kawannya di Komunitas JKOEJ pun meminta izin untuk melintas saja dari Pos Wonokitri untuk menuju hotel yang sudah mereka pesan untuk bermalam.
"Nah, kami sudah pegang tiket online, saya sudah jelaskan. 'Mas, karena ini kami sudah pegang tiket online, boleh nggak kami melintas saja, nginep di Lava View? Karena kami sudah sampai sini. Kalau kami mau putar balik, jauh. Melintas saja. Izin melintas. Tapi kalau tidak diperbolehkan, ya sudah,'" ujar Bambang menirukan ucapannya saat itu.
Begitulah, kata Bambang, hingga akhirnya rombongannya memutuskan tetap memutar untuk melintas melalui jalur Pananjakan. Kemudian mereka dihadang sejumlah petugas TNBTS. Alasan petugas TNBTS, acara East Java Fashion Harmony IV tahun 2022 tidak digelar tanggal 20 November, melainkan pada 3 Desember 2022.
"'Ya sudah kalau memang kami tidak boleh lewat kami mau dilewatkan mana?' (Diminta) lewat Tongas. 'Waduh kalau lewat Tongas berarti kan kami turun lagi ke Probolinggo buat nginep di Lava View, kan, jauh.' Kami minta kebijakan lah, dikawal aja. Kami nggak akan ngapa-ngapain kok. Toh waktu itu sudah jam 4 sore. Sudah mendekati malam," beber Bambang.
Pada saat itulah, kata dia, cekcok terjadi. Ada salah satu petugas TNBTS seperti terlihat di dalam video TikTok yang viral, berbicara dengan nada tinggi. Itu menyulut emosi salah satu anggota komunitasnya yang tadinya hendak menyampaikan maksud secara baik-baik.
"Gara-gara saat itu ada yang ngomong agak keras, akhirnya sama-sama emosi. Tapi, ya, itu tadi, orang kalau sudah emosi mengambil satu keputusan kan tidak bijak. Ya akhirnya dari teman-teman kami ada yang emosi. Seperti yang di TikTok itu kan diviralkan. Mereka yang sengaja memviralkan. Itu sebenarnya potongan tengah yang waktu emosi. Yang awal dan di akhir tidak di-upload. Itu jeleknya," ujarnya.
Pada akhirnya Rombongan Rubicon memutar dengan waktu tempuh 2,5 jam menuju hotel. Baca di halaman selanjutnya.
Rombongan Rubicon Sesalkan Video yang Diviralkan Tak Sesuai Fakta
Bambang melanjutkan, pada akhirnya rombongannya mengalah dan tidak memaksa untuk melintasi Penanjakan, Bromo. Mereka memilih menuruti arahan dari para petugas TNBTS yang memintanya memutar lewat Tongas, Probolinggo dengan waktu tempuh lebih dari 2 jam untuk menuju ke hotel tempat mereka hendak menginap.
"Kami punya rekaman itu (viral di TikTok) sebenarnya. Sejak awal sampai akhir. Saat itu, karena kami disuruh balik ya udah kami balik. Kami tetap menginap di Lava View, tapi memutar sampai 2,5 jam. Yang harusnya bisa lebih singkat, akhirnya kami memutar lewat (Tongas) Probolinggo. Tapi kenyataannya yang diviralkan macam-macam. Ini yang saya sesalkan," katanya.
Sebelumnya, peristiwa cekcok disebut rombongan Rubicon memaksa masuk ke Bromo itu dibagikan oleh salah satu akun TikTok @widiandharmasingg. Akun tersebut membubuhi caption:
"Info Di lapangan Rombongan Robicon Memaka masuk Pintu Bromo via Pasuruan Dengan alasan undangan Gubernur." Demikian keterangan yang dituliskan oleh akun itu.
Kapolsek Tosari AKP Dedy Suryo Cahyono membenarkan adanya kejadian itu. Video itu terjadi di kawasan Pakis Binjil, Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Pasuruan, Sabtu (19/11) pagi.
"Ada sekitar 12 mobil Rubicon yang mau masuk, dihadang petugas TNBTS," jelas Dedy, Selasa (22/11/2022).
Dedy mengatakan, pada akhirnya rombongan mobil Rubicon itu benar-benar tidak bisa masuk. Petugas menyuruh mereka putar balik
"Dikembalikan lagi," tambah Dedy.