Rombongan Rubicon Punya Bukti Undangan Acara di Bromo dari Disbudpar Jatim

Rombongan Rubicon Punya Bukti Undangan Acara di Bromo dari Disbudpar Jatim

Denza Perdana - detikJatim
Rabu, 23 Nov 2022 17:33 WIB
Undangan disbudpar untuk komunitas rubicon
Undangan acara East Fashion Harmony IV 2022 dari Disbudpar Jatim untuk komunitas Rubicon tertanggal 20 November 2022. (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Rombongan Rubicon yang dihadang hingga cekcok dengan petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Bromo menegaskan bahwa mereka menerima undangan resmi dari Disbudpar Jatim. Undangan acara East Java Fashion Harmony IV 2022 dari Disbudpar itu ditujukan untuk Komunitas JK Owners East Java (JKOEJ).

Ketua Umum Komunitas JKOEJ Bambang Agus Hendroyono menjelaskan bahwa komunitasnya memang dapat undangan untuk menghadiri East Java Fashion Harmony IV 2022. Dalam undangan itu disebutkan acara digelar Minggu, 20 November 2022 di Pelataran Bukti Widodaren, Kawasan Gunung Bromo.

"Nah, karena itu undangan dari instansi, ditujukannya juga jelas kepada Ketua Umum JKOEJ di awal November, kami prepare. Kami rapatkan dan kami putuskan hadir. Kami persiapkan segala sesuatunya. Termasuk izin tiket online sudah kami beli, hotel pun sudah kami booking di Lava View," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (23/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang juga memberikan bukti undangan Disbudpar Jatim dan bukti tiket masuk wisata Bromo kepada detikJatim. Dia yakin komunitasnya memegang semua dokumen sah yang dibutuhkan untuk masuk ke Bromo.

Begitulah, kata Bambang, hingga akhirnya rombongannya dihadang menjelang masuk Pananjakan. Rombongan komunitasnya dilarang melintas karena petugas TNBTS itu menyebutkan bahwa acara East Java Fashion Harmony IV tahun 2022 tidak digelar tanggal 20 November, melainkan pada 3 Desember 2022.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu kami sudah mau masuk Penanjakan itu kami dihadang sama teman-teman itu. Nggak tahu teman-teman siapa saja. Intinya kami datang baik-baik. Kami ngomong juga baik-baik, kok. Kami tunjukkan ini ada undangan, ini kami sudah booking hotel di Lava View, ini tiket (masuk bromo) kami. Tapi itu semua tidak diterima," ujar Bambang.

Bukti bayar rubicon bromoBukti tiket wisata Bromo yang dimiliki rombongan Rubicon. Foto: Dok. Istimewa

Sebelum cekcok terjadi, rombongannya sempat menanyakan, lantas ke mana mereka harus melintas bila memang tidak boleh melalui jalur Pananjakan, Pasuruan? Para petugas TNBTS itu mengarahkan mereka untuk keluar melalui jalur Tongas untuk menuju ke hotel tempat mereka hendak menginap.

"'Ya sudah kalau memang kami tidak boleh lewat kami mau dilewatkan mana?' (Diminta) lewat Tongas. 'Waduh kalau lewat Tongas berarti kan kami turun lagi ke Probolinggo buat nginep di Lava View, kan, jauh.' Kami minta kebijakan lah, dikawal aja. Kami nggak akan ngapa-ngapain kok. Toh waktu itu sudah jam 4 sore. Sudah mendekati malam," kata Bambang.

Pada saat itulah, kata Bambang, cekcok terjadi. Ada salah satu petugas yang berbicara dengan nada tinggi sehingga menyulut emosi salah satu anggota komunitasnya. Padahal tadinya pria yang dia minta untuk mewakili koordinasi menyampaikan maksud secara baik-baik.

"Gara-gara saat itu ada yang ngomong agak keras akhirnya sama-sama emosi. Tapi, ya, itu tadi, orang kalau sudah emosi mengambil satu keputusan kan tidak bijak. Ya akhirnya dari teman-teman kami ada yang emosi. Seperti yang di TikTok itu kan diviralkan. Mereka yang sengaja memviralkan. Itu sebenarnya potongan tengah yang waktu emosi. Yang awal dan di akhir tidak diupload. Itu jeleknya," ujarnya.

Pada akhirnya rombongannya mengalah dan tidak memaksa untuk melintas jalur Pananjakan. Mereka memilih menuruti arahan dari para petugas itu untuk memutar melewati Tongas meski waktu tempuhnya lebih dari 2 jam hingga akhirnya tiba ke hotel tempat mereka menginap.

"Kami punya rekaman itu sebenarnya. Sejak awal sampai akhir. Karena kami disuruh balik, ya udah kami balik. Kami tetap menginap di Lava View tapi memutar sampai 2,5 jam. Yang harusnya bisa lebih singkat, akhirnya kami memutar lewat Probolinggo. Tapi kenyataannya yang diviralkan macam-macam. Ini yang saya sesalkan," katanya.




(dpe/dte)


Hide Ads