Pantangan dan Bahaya Hidup dengan Satu Ginjal

Pantangan dan Bahaya Hidup dengan Satu Ginjal

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 23 Nov 2022 13:47 WIB
ibu di tuban jual ginjal
Foto: Istimewa
Surabaya -

Seorang ibu di Tuban bernama Enik Ekawati rela menjual ginjalnya untuk melunasi utang anaknya Rp 200 juta. Dalam dunia kedokteran, jual beli organ tubuh tidak diperbolehkan. Apalagi nantinya ada risiko dan bahaya hidup dengan satu ginjal.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSI Jemursari, dr Ardyarini Diah Savitri SpPD mengatakan saat seseorang melakukan donor harus melewati proses terlebih dulu. Salah satunya tes wawancara psikologis dan kondisi tubuh harus fit. Itu dilakukan agar kelangsungan hidup yang menerima donor maksimal.

Selanjutnya, tim medis juga akan menilai kesehatan dan mempelajari risiko pendonor di masa yang akan datang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah sakit, kita tidak memperbolehkan (Donor). Sedangkan untuk pasien yang sudah sehat dan akan mendonorkan bagaimana? Kita kan ada dua ginjal, kalau satu diambil maka diharapkan sehat, fungsi ginjal akan diambil alih satu ginjal lainnya. Memang agak berat, dulunya ditanggung oleh dua ginjal dan kini ditanggung satu ginjal. Itu agak berat," kata dr Ardyarini saat dihubungi detikJatim, Rabu (23/11/2022).

Dosen sekaligus Wakil Dekan 1 FK Unusa ini mengatakan saat seseorang akan mendonorkan ginjal, biasanya diedukasi terlebih dahulu. Agar pendonor benar-benar memperhatikan kesehatannya.

ADVERTISEMENT

"Misalnya tidak boleh olahraga berat, minum teratur, diet diatur. Supaya tetap sehat. Tentunya satu dan dua ginjal itu ada risiko untuk terjadi suatu gangguan kemudian hari," ujarnya.

Namun, hidup dengan satu ginjal juga tidak selalu berisiko akan sakit. Sebab, saat ada dua ginjal dan satu ginjal sakit, maka ginjal satunya yang sehat bisa memenuhi kebutuhan ginjal lainnya.

"Hanya saja ada risiko. Kalau satu ginjal ada masalah seperti batu, ya tidak bisa meminta tolong kepada partner (Ginjal) karena sudah tidak ada," jelasnya.

"Tapi masih bisa hidup normal, tidak ada masalah. Pastinya tidak boleh kecapekan, tapi masih bisa hidup normal. Ndak papa olahraga tapi tidak tinju yang bisa mengenai organ perut, itu tidak diperkenankan, sesuatu hal yang sifatnya ekstrem," tambahnya.

Dia berharap masyarakat menjaga organ dalam yang diberikan Tuhan. Sebab, tidak sepantasnya (Organ dalam) itu diperjualbelikan.

"Tidak etis (Menjual ginjal). Bagaimana pun nanti ada psikologis juga buat dia di kemudian hari kalau tidak berhasil. Dan memberikan tidak suka rela dan akan menjadi beban," katanya.

Jika mendonorkan ginjal dan menjadi beban, maka kesehatan juga tidak baik. Untuk itu, saat mendonorkan ginjal sebaiknya didasarkan keinginan untuk melakukan pertolongan kepada sesama, tidak atas imbalan uang.

"Sebaiknya ini dari lubuk hati paling dalam memberikan ginjalnya untuk orang lain. Orang-orang seperti itu, kalau secara legal tidak akan lolos dalam MKIK. Dalam tes pasti akan ditolak. Lain hal kalau mereka melalui cara ilegal," pungkasnya.




(esw/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads