Warga Kota Malang yang 3 Hari Hilang di Sungai Brantas Ditemukan Tewas

Warga Kota Malang yang 3 Hari Hilang di Sungai Brantas Ditemukan Tewas

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Selasa, 22 Nov 2022 18:27 WIB
penemuan mayat malang
Pria yang 3 hari hilang ditemukan tewas mengambang (Foto: Dok. Basarnas Jatim)
Malang -

Warga Malang, Djoko Djojo Moeljono (59) ditemukan tewas usai dikabarkan hanyut di sungai Brantas beberapa waktu lalu. Jenazah korban ditemukan tim gabungan di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang.

Komandan Tim gabungan atau tim Operasi Senaputra Basarnas Jatim Andi Pamuji mengatakan jenazah ditemukan mengapung di atas permukaan air pada pukul 08.00 WIB. Saat itu, jenazah tertutup sampah di Bendungan Sengguruh.

"Jenazah ditemukan mengapung di atas permukaan air karena sudah mengembang. Saat itu ketutupan sampah. Saat ditemukan kami belum bisa memastikan itu jenazah yang dicari atau bukan," ujarnya saat dihubungi awak media, selasa (22/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenazah Djoko warga Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang itu baru bisa dievakuasi pada pukul 11.00 WIB. Ketika dilihat secara kasat mata tampak luka-luka pada tubuh jenazah yang kemungkinan berasal dari goresan batu saat terbawa arus sungai.

"Jenazah tersebut kami evakuasi menuju ke RSSA Malang untuk dilakukan identifikasi. Memastikan dia korban yang kami cari atau orang lain. Hasilnya memang benar jenazah yang ditemukan adalah Djoko yang hanyut pada Sabtu (19/11/2022) lalu," kata Andi.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, Djoko hanyut pada Sabtu (19/11) sekitar pukul 08.42 WIB. Mendapatkan laporan tersebut Kapolsek Klojen, Kompol Domingos Ximenes mendatangi Tempat Kejadian Perkara di RT 07 RW 06 atau biasa dikenal Kampung Putih.

"Saat kejadian ada anak kecil lihat korban bawa kasur dan loncat (ke sungai yang tidak jauh dari kediamannya). 3 Menit kemudian dilihat (korban) sudah hanyut. Kita juga belum tahu penyebabnya kenapa bisa lompat," terangnya.

Ia menambahkan, sebelum hanyut, korban sempat berpamitan ke ibu RT setempat.

"Korban ini tidak punya keluarga, hidup sendiri di rumah yang dibangun swadaya masyarakat. Memang beliau dari informasinya memiliki gangguan jiwa dan bu RT ini yang ngontrol aktivitas kesehariannya. Sebelum kejadian, korban sempat pamit bu RT," tandasnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads