Kontes busana transpuan di Surabaya memicu kontroversi. Pada akhrinya, kontes yang sedianya digelar di Royal Plaza tersebut batal.
Acara tersebut menuai kritikan warganet. Akun Twitter yang mengunggah perihal kontes itu adalah @sh4dOwbL4ckz. Dia mentwit:
"FESTIVAL TRANSGENDER DI SURABAYA DI KUTUK UMAT ISLAM. Surabaya mana Ghiroh nya, bubarkan paksa acara laknat ini ! π€¬, atau azab akan menimpa kita semua .. Bantu share kan dan batalkan acara ini walau nyawa reskonya !!" tulis akun @sh4dOwbL4ckz pada 18 November 2022, pukul 14.23 WIB seperti dilihat detikJatim, Minggu (20/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam twitnya, akun tersebut juga melampirkan pamflet acara tersebut. Di situ tertulis kontes tersebut bertajuk 'Evening Dress Transpuan Competition'. Waktu penyelenggaraan acara tersebut 24 November 2022, pukul 18.00-21.00 WIB. Lokasinya di atrium utama Royal Plaza lantai ground.
Disebutkan pula bahwa total hadiah kontes tersebut mencapai jutaan rupiah. Peserta yang ingin mendaftar dikenakan tarif Rp 150 ribu. Penyelenggara acara juga menuliskan syarat dan ketentuan peserta. Yakni transpuan, usia minimal 18 tahun, dan berdomisili di Jawa Timur.
Di bagian kiri bawah pamflet tersebut juga disertakan 2 contact person penyelenggara acara atas nama Miss Soffi dan Miss Charla. Namun, kedua orang itu tidak merespons panggilan detikJatim saat diminta konfirmasi.
GM Royal Plaza Surabaya Vicky Ratih menyebut bahwa kontes itu memang benar teragendakan pada 24 November 2022. Namun, Vicky memastikan bahwa acara tersebut sudah dibatalkan oleh penyelenggara.
"Acara harusnya tanggal 24 November minggu depan dan sudah di-cancel," kata Vicky.
Sementara, Kasat Intelkam Polrestabes Surabaya Kompol Edi Hartono menjelaskan, sejak awal panitia acara tersebut tidak pernah mengajukan izin ke polisi. Baik di tingkat polres maupun polsek.
"Jadi belum sampai ada pengajuan surat izin, acara itu batal. Polsek belum ada pengajuan permohonan izin (dari penyelenggara), ke Polres apalagi, tidak ada. Jadi baru flyer yang beredar," jelas Edi.
Edi menambahkan, setelah pamflet kontes busana transpuan itu tersebar, polisi langsung bergerak cepat. Koprs Bhayangkara ingin mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Setelah flyer itu muncul, kami langsung mencari informasi ke sana ke mari. Hari Kamis sudah dinyatakan batal," tambah Edi.
Perwira polisi dengan satu melati di pundak itu tak menampik bila ada gejolak di tengah masyarakat usai pamflet kontes busana transpuan itu tersebar. Bahkan, sempat ada ormas yang datang langsung untuk memastikan batal atau tidaknya kontes tersebut.
"Hari Jumat ada beberapa ormas Islam mendatangi dan acara dinyatakan batal. Hari itu juga dibuat pernyataan bahwa benar-benar batal," tukas Edi.
Respons Wali Kota Eri Cahyadi dan Ansor Jatim. Baca halaman selanjutnya.
Wali Kota Eri Tegas Tak Izinkan Acara yang Meresahkan Masyarakat
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ternyata sudah mengetahui soal kontes busana transpuan tersebut. Bahkan, Eri menelepon langsung panitia acara.
Eri mengungkapkan, dia sudah mendapat kabar soal acara itu dua pekan lalu. Begitu tahu, Eri langsung meminta penyelenggara membatalkan kontes busana transpuan itu karena meresahkan masyarakat. Jika penyelenggara nekat, Pemkot Surabaya tak segan untuk membubarkan.
"Waktu saya dapat kabar, sudah saya klarifikasi ke pihak penyelenggara. Jangan sekali-kali mengadakan acara kalau dapat merusak dan meresahkan masyarakat. Pasti saya bubarkan!" tegas Eri saat dihubungi detikJatim.
Saat ditelepon Eri, penyelenggara langsung memutuskan untuk membatalkan acara. Penyelenggara juga sempat minta maaf ke Eri.
"Jawabannya 'minta maaf dan sudah di-cancel, pak'. Jadi acara itu nggak ada," tambah Eri.
Ansor Jatim Sebut Kontes Busana Transpuan Tak Seharusnya Diadakan di Indonesia
Sementara, Bendahara Ansor Jatim Gus Fawait menilai, acara kontes busana transpuan tersebut tidak seharusnya diadakan di Indonesia. Dia pun menyampaikan pesan kepada penyelenggara acara.
"Untuk panitia, boleh kita menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi HAM jangan kebablasan. Kita masyarakat timur yang berideologikan Pancasila, ideologi, Undang-undang dasar, NKRI, tentu punya nilai adat, nilai ketimuran," jelasnya.
Dia menegaskan, kontes busana transpuan jelas melanggar budaya Indonesia.
"Budaya kita timur, Bangsa Indonesia punya budaya yang kita pertahankan soal adab dan itu bertentangan dengan nilai kita dan budaya Indonesia. Boleh lah mengatasnamakan HAM, tapi Indonesia punya budaya, aturan, jangan sampai berbicara kebebasan tapi sampai menabrak budaya Indonesia," tandasnya.
Simak Video "Video: Aksi Polisi Kejar Remaja Gangster Bersenjata Tajam di Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/dte)