Kontes busana transpuan di Surabaya dipastikan batal. Kendati demikian, Ansor Jatim turut menyayangkan rencana penyelenggaraan tersebut. Acara seperti itu membuat masyarakat resah.
Bendahara GP Ansor Jatim M Fawait mengatakan, kontes busana transpuan itu membuat orang resah. Dia mengingatkan agar suasana damai seperti sekarang tidak tercederai dengan acara tersebut.
"Acara itu tentu membuat resah banyak orang. Kita ingat saat Pemilu terbelah, terpolarisasi. Suasana sekarang sudah baik, sejuk jangan sampai terbelah lagi, karena hal begini," kata politikus yang akrab disapa Gus Fawait tersebut kepada detikJatim, Minggu (20/11/2022).
Dia menambahkan, acara sejenis kontes transpuan itu rawan dimanfaatkan segelintir oknum untuk membuat isu politik identitas. Apalagi sekarang sudah mendekati tahun politik.
"Kontes busana ini justru berpotensi dimanfaatkan pihak politik identitas, apalagi ini sudah masuk tahun politik. Bisa dimanfaatkan pihak politik identitas, ini nanti dijadikan bahan. Tolong dijaga ketertiban bersama, jangan bikin sensasi, yang rugi bukan hanya satu golongan, tapi semua rugi," tambahnya.
Gus Fawait menilai, acara kontes busana transpuan tersebut tidak seharusnya diadakan di Indonesia. Dia pun menyampaikan pesan kepada penyelenggara acara.
"Untuk panitia, boleh kita menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi HAM jangan kebablasan. Kita masyarakat timur yang berideologikan Pancasila, ideologi, Undang-undang dasar, NKRI, tentu punya nilai adat, nilai ketimuran," jelasnya.
Dia menegaskan, kontes busana transpuan jelas melanggar budaya Indonesia.
"Budaya kita timur, Bangsa Indonesia punya budaya yang kita pertahankan soal adab dan itu bertentangan dengan nilai kita dan budaya Indonesia," katanya.
Tentang kontes busana transpuan di Royal Plaza Surabaya. Baca selanjutnya.
Simak Video "Video: Indonesia Ajukan Tempe-Jaranan Jadi Warisan Takbenda ke UNESCO"
(abq/dte)