Spanduk berisi penolakan terhadap Anies Baswedan banyak terpasang di Bondowoso, Jawa Timur (Jatim) beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Abdussalam Shohib menyebut, kalau ada pelanggaran hukum, aparat harus mencari siapa oknum yang memasang spanduk provokatif tersebut. Dia pun mendukung dan mendesak polisi untuk mengusut pemasang spanduk.
"Kalau dirasa melanggar hukum, mestinya begitu (dicari pemasangnya)," katanya kepada detikJatim, Sabtu (19/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ulama yang akrab disapa Gus Salam mendukung penuh aparat kepolisian untuk mengusut kasus tersebut. Sebab, menurutnya, isi spanduk tersebut berpotensi memecah belah warga.
Pengasuh Ponpes Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang ini meminta oknum atau siapapun yang memasang spanduk tersebut taat kepada undang-undang dan aturan. Selain itu, Gus Salam juga meminta warga agar menghargai satu sama lainnya.
"Jadi kita harus terbiasa untuk mentaati undang-undang yang berlaku dan berprilaku yang obyektif serta proporsional," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah spanduk berisi penolakan capres Anies Baswedan terpasang di sejumlah titik di Kabupaten Bondowoso. Spanduk itu diduga sengaja dipasang untuk menjatuhkan citra Anies. Pembuat spanduk tersebut mengatasnamakan dirinya sebagai 'Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu'.
Diketahui, spanduk didominasi warna merah dan putih. Spanduk tersebut bertuliskan 'Bondowoso Menolak Anies Baswedan Sampai Kiamat'. Sampai saat ini belum diketahui siapa dalang di balik Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu tersebut. Selain menolak Anies, spanduk itu juga berisi penolakan terhadap politik identitas, PA 212, serta khilafah.
(abq/dte)