Banjir Bandang yang Terjang SMA Kalidawir Tulungagung Sisakan Lumpur Tebal

Banjir Bandang yang Terjang SMA Kalidawir Tulungagung Sisakan Lumpur Tebal

Adhar Muttaqin - detikJatim
Kamis, 17 Nov 2022 15:02 WIB
banjir di tulungagung
Banjir yang menerjang SMAN 1 Kalidawir menyisakan lumpur tebal (Foto: Adhar Muttaqin)
Tulungagung -

Banjir bandang yang sempat menerjang SMAN 1 Kalidawir Tulungagung menyisakan lumpur di lima ruang kelas. Kini aktivitas pembelajaran diliburkan dan diganti bersih-bersih kelas.

Kepala SMAN 1 Kalidawir Nurhodin, mengatakan kondisi lumpur sisa banjir di dalam ruang kelas cukup tebal, sehingga tidak bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Saat ini para siswa dan guru bergotong-royong membersihkan lumpur dengan peralatan seadanya.

"Hari ini belum bisa pembelajaran, kami masih fokus untuk kerja bakti pembersihan," kata Nurhodin, Kamis (17/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

banjir di tulungagungLumpur juga masuk ke ruang kelas (Foto: Adhar Muttaqin)

Pihaknya menargetkan proses pembersihan ruang kelas akan tuntas hari ini, sehingga Jumat besok aktivitas pembelajaran bisa kembali aktif seperti biasa.

"Ini kalau sudah selesai pembersihan langsung kami tata lagi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Banjir bandang yang terjadi sekitar pukul 14.00-13.00 WIB tersebut terjadi akibat curah hujan ekstrem. Kondisi tersebut mengakibatkan aliran air dari kawasan lereng pegunungan turun dan masuk ke lingkungan sekolah.

"Kebetulan di belakang itu ada longsor sekitar 50 meter, sehingga air masuk ke sini, sedangkan saluran yang ada di lingkungan sekolah tidak mampu menampung," jelasnya.

Limpahan air bercampur lumpur tersebut langsung membanjiri lima ruang kelas. Padahal saat itu masih berlangsung proses pembelajaran.

"Hujan cukup deras, makanya saluran yang ada di sekitar kelas tidak mampu menampung," imbuhnya.

Hal senada disampaikan salah seorang siswa Oktavio Valerian. Menurutnya saat banjir terjadi para siswa masih ada di dalam ruang kelas untuk mengikuti pelajaran.

"Kalau di kelas saya, air itu air melompat lewat jendela, karena sungai kecil (saluran) di belakang kelas tidak mampu menampung. Akhirnya pembelajaran dihentikan," kata Oktavio.

Hari ini ia dan para siswa lain bergotong-royong membersihkan ruang kelas yang dipenuhi oleh lumpur sisa banjir.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads