Hari Pelajar Internasional dan Sejarah Kelam yang Menyertainya

Hari Pelajar Internasional dan Sejarah Kelam yang Menyertainya

Rina Fuji Astuti - detikJatim
Rabu, 16 Nov 2022 22:10 WIB
A group of men and women take part in the protest. People holding posters. Colorful vector illustration.
Ilustrasi demo mahasiswa/Foto: Dok. iStock
Surabaya -

Tanggal 17 November diperingati sebagai Hari Pelajar Internasional. Ini merupakan momen untuk mengenang sejarah kelam di Praha, Ibu Kota Republik Ceko.

Sejarah Hari Pelajar Internasional tak bisa dilepaskan dari Perang Dunia II. Seperti dikutip dari situs study.eu.

Sebelum Perang Dunia II meledak di Eropa, Jerman sudah berada di bawah kuasa Adolf Hitler pada 1933-1939.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jerman mengklaim sederet wilayah di luar perbatasan. Yang mereka anggap milik Reich Jerman.

Hitler berlanjut dengan mencaplok Austria pada 1938. Setelah itu, Cekoslowakia dipaksa menyerahkan sebagian wilayah dengan memecah Slovakia.

ADVERTISEMENT

Demo Pelajar di Praha pada 1939

Kediktatoran Hitler memicu pemberontakan pelajar di Praha. Pada 28 Oktober 1939, pelajar di Universitas Charles mengadakan demo 21 tahun kemerdekaan Republik Cekoslowakia.

Demo pelajar mendapat reaksi brutal dari pasukan Nazi. Tercatat ada 15 pelajar yang terluka parah. Salah satu dari mereka tewas dua pekan kemudian karena menderita luka tembakan.

Sehari sebelum pemakaman pelajar yang tewas, atau pada 15 November 1939, pelajar yang berduka meminta izin prosesi pemakaman digelar melewati pusat Kota Praha.

Prosesi itu menarik ribuan pelajar dan mengubahnya menjadi aksi melawan pasukan Nazi. Yang kembali dibalas secara brutal oleh pasukan Nazi.

Pada 17 November 1939, sembilan pengunjuk rasa dieksekusi tanpa pengadilan. Sekitar 1.200 pelajar dideportasi. Lalu ada 20 pelajar yang tidak selamat dari pemenjaraan.

Universitas ditutup sampai akhir perang. Kecuali Universitas Jerman di Praha.

Memaknai Hari Pelajar Internasional:

  • Belajar mandiri disegala keadaan.
  • Belajar tidak bergantung pada orang lain.
  • Berpikiran terbuka dengan menghargai pemikiran orang lain. Juga menghargai perbedaan budaya, ras, agama dan sosial.
  • Aktif dengan banyak kegiatan positif agar menjalin komunikasi yang lebih luas.



(sun/iwd)


Hide Ads