Keluarga Korban Meninggal Gagal Ginjal Akut Pasuruan Akan Somasi Jokowi

Keluarga Korban Meninggal Gagal Ginjal Akut Pasuruan Akan Somasi Jokowi

Muhajir Arifin - detikJatim
Sabtu, 12 Nov 2022 19:21 WIB
balita gagal ginjal
Mohamad Sofyan Sauri orang tua balita Pasuruan yang meninggal gagal ginjal karena obat sirup, (Foto: Muhajir Arifin/detikJatim)
Pasuruan -

Keluarga balita korban obat sirup yang meninggal akibat gagal ginjal akut asal Pasuruan mengaku kecewa. Dalam waktu dekat keluarga korban akan melayangkan somasi kepada presiden.

Pria itu adalah Mohamad Sofyan Sauri (30) warga Desa Kebonrejo, Grati, Kabupaten Pasuruan. Ia adalah ayah balita Mohamad Subadar Ali (1 tahun) yang meninggal akibat gagal ginjal akut.

Sofyan mengaku kecewa karena tidak mendapatkan perhatian dan belum pernah mendengar permintaan maaf baik dari pemerintah maupun perusahan farmasi atas apa yang telah menimpa puteranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itulah dalam waktu dekat ini, melalui penasihat hukumnya ia akan melayangkan somasi kepada Presiden Joko Widodo.

"Lewat somasi ini, saya harap bapak pemerintah bisa bertanggung jawab dengan kasus ini. Dan semoga tidak ada korban lagi. Semoga semua keluarga korban gagal ginjal akut mendapat perhatian," kata Sofyan ditemui di rumahnya, Sabtu (12/11/2022).

ADVERTISEMENT

Penasehat hukum Sofyan, M Sholeh menjelaskan bahwa pihaknya berniat memberikan advokasi kepada keluarga Sofyan khususnya, dan keluarga korban gagal ginjal akut secara umum.

Sholeh mengatakan bahwa dirinya sangat menyayangkan kasus gagal ginjal akut akibat obat sirup untuk anak yang mana korban sama sekali tidak diperhatikan oleh pemerintah, baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah.

"Yang kami sayangkan kenapa tidak ada perhatian dari pemerintah. Sementara pemerintah soal kasus Kanjuruhan, presiden mau datang langsung ketemu dengan korban, ngasih santunan Rp 50 juta untuk korban. Dalam kasus gagal ginjal akut ini sungguh sangat disayangkan tidak ada bentuk perhatian itu," ujarnya.

Tidak hanya presiden, Sholeh juga mengaku menyayangkan bahwa pemerintah daerah yang lebih dekat dengan korban obat sirup juga terkesan acuh. Tidak ada bupati yang menjenguk, gubernur juga tidak hadir.

"Bupati tidak hadir, gubernur tidak hadir, apalagi kita berharap pemerintah pusat. Hanya didatangi perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan untuk menyampaikan belasungkawa dengan memberikan santunan Rp 1,5 juta," kata Sholeh.

Padahal, menurut Sholeh, dalam kasus gagal ginjal akut yang dialami sejumlah balita di tanah air ada kesalahan yang telah dilakukan baik oleh pemerintah, BPOM, dan juga oleh perusahaan farmasi.

"Tentu bagi korban bukan soal uang. Yang paling penting adalah bentuk perhatian karena kasus gagal ginjal akut ini juga ada peranan kesalahan pemerintah. Tidak hanya perusahaan-perusahaan farmasi yang memproduksi obat, tapi juga BPOM yang memberi izin. Di sini ada kesalahan BPOM tidak melakukan pengawasan," katanya.

Karena itu pihaknya akan melayangkan somasi kepada presiden atas permintaan Sofyan meminta BPOM agar bertanggung jawab kepada keluarga korban.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads