Setelah sempat terisolir sekitar 20 jam, akses jalur utama menuju Kecamatan Munjungan, Trenggalek akhirnya berhasil dibuka. Seluruh jenis kendaraan kini sudah bisa kembali melintas.
Kepala Satpol PP dan Kebakaran Trenggalek Stefanus Triadi Atmono, mengatakan upaya pembukaan timbunan longsor di ruas Kampak-Munjungan dilakukan menggunakan alat berat.
"Kemarin itu pembersihan jalur dikebut, sekitar Pukul 15.00 WIB sudah mulai bisa dilewati, namun masih secara bergantian dan kondisi juga licin," kata Triadi, Sabtu (5/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah timbunan utama material longsor berhasil disingkirkan, petugas Damkar Trenggalek melanjutkan pembersihan dengan melakukan penyemprotan jalan pada badan jalan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir potensi kecelakaan akibat jalan yang licin.
"Akhirnya sekitar pukul 18.00 WIB, jalur Kampak-Munjungan sudah bisa normal dan dilewati kendaraan dari kedua arah," ujarnya.
Dengan dibukanya titik longsor di Desa Besuki, Kecamatan Munjungan tersebut, wilayah Kecamatan Munjungan tidak lagi terisolir. Akses ekonomi masyarakat bisa kembali aktif.
"Hanya saja memang untuk jalur lain, Watulimo-Munjungan belum bisa dilewati karena jembatan utama Bangun-Bendoroto putus total," jelasnya.
Sementara Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, mengatakan pembukaan titik longsor tersebut memiliki peran yang cukup vital, karena selain menjadi akses utama warga juga digunakan untuk distribusi logistik dan akses untuk penanganan bencana.
"Dengan itu dibuka maka alat berat bisa masuk dan melakukan upaya penanganan, karena banjir kemarin itu memili daya rusak yang tinggi. Maka fokus kami adalah pemulihan akses dulu," kata Arifin.
"Kami sudah dapat kepastian dari Kementerian PUPR melalui BBPJN, tersedia satu jembatan darurat ukuran 30 meter," jelasnya.
Jika jembatan darurat terpasang maka akses Munjungan -Watulimo bisa kembali normal. Hal ini juga sekaligus untuk mengantisipasi jika jalur utama Kampak-Munjungan kembali terjadi tanah longsor.
Di sisi lain Kepala Desa Bangun, Puguh Hadi Santoso, berharap penanganan dampak banjir di wilayahnya bisa cepat terlaksana, mengingat jumlah jembatan yang rusak di Desa Bangun mencapai tujuh titik. Enam jembatan putus total dan satu jembatan rusak.
"Aktivitas masyarakat lumpuh, karena nggak ada akses," kata Puguh.
Untuk membuka akses masyarakat di Desa Bangun, warga setempat bergotong royong membangun jembatan darurat, meski hanya bisa dilewati pejalan kaki dan sepeda motor.
Simak Video "Video: Momen Pencarian Korban Tanah Longsor di Trenggalek"
[Gambas:Video 20detik]
(abq/fat)