Tarif Tak Sebanding dengan Nyawa, Pawang Ular di Malang Pernah Dibayar Rokok

Sorot

Tarif Tak Sebanding dengan Nyawa, Pawang Ular di Malang Pernah Dibayar Rokok

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Jumat, 28 Okt 2022 13:26 WIB
Rizal pawang ular asal Kota Malang
Rizal, pawang ular asal Kota Malang pernah dibayar pakai rokok saat diminta tolong rescue. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Malang -

Menjadi pawang ular memang tidak mudah. Saat berjibaku menaklukkan ular-ular liar, nyawa menjadi taruhannya. Namun, pekerjaan ini dengan ikhlas dilakukan pawang ular asal Malang, Syukur Rahmad Al Rizal (28).

Pawang ular biasanya kerap dicari masyarakat saat membutuhkan bantuan untuk menangkap ular yang masuk ke rumahnya. Rizal mengaku sering diminta tolong untuk mengevakuasi ular yang mengganggu warga. Namun, ia mengaku tak pernah mematok tarif saat mendapat panggilan untuk menangkap ular di rumah warga.

"Untuk saya sendiri saat ada orang yang butuh bantuan nangkap ular pasti saya bantu tanpa narif (menentukan tarif). Tapi kalau dikasih ya saya terima gitu aja," ujar Rizal kepada detikJatim, Jumat (28/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizal menambahkan, ada kalanya orang yang meminta tolong itu juga tak punya uang. Akhirnya, mereka memberi semampunya.

"Kadang itu dikasih uang dan kadang juga dikasih rokok. Biasanya yang ngasih uang itu karena rumahnya jauh, biasanya ngasih gitu beragam, tapi selama ini dikasih minimal itu Rp 50 ribu kalau uang," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Pria asal Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang itu mengaku jarang menolak saat ada warga yang membutuhkan bantuannya untuk menangkap ular. Sebab, Rizal menganggap orang yang meminta bantuan itu pasti dalam keadaan genting.

"Karena memang nggak semua orang itu berani menangkap ular. Terkadang meskipun berani kalau tidak mengetahui tekniknya akan membahayakan dirinya sendiri. Karena kadang aja yang sudah sering bergelut sama ular aja masih bisa meninggal dipatuk," kata dia.

Ular apa yang ditakuti oleh Rizal? Baca halaman berikutnya.

Paling Waspada dengan King Kobra

Ia mengatakan, selama ini tidak pernah kesulitan saat menangkap ular di rumah warga. Kesulitan yang dihadapinya yakni saat mencari ular dan mengeluarkannya dari tempat yang susah untuk diakses. Contohnya di tempat pembuangan limbah.

"Jadi kalau untuk menangkap ularnya sendiri nggak susah, apalagi ular berbisa, itu mudah. Tapi kalau ular jenis retic itu biasanya susah soalnya melilit. Pernah saya rescue di daerah Kelurahan Janti itu sampai bongkar tempat pembuangan peternakan ayam," ucap dia.

Rizal sendiri mulai membantu warga menangkap ular setelah direkomendasikan oleh teman dan saudara yang mengetahui keahliannya dalam menjinakkan segala macam ular, termasuk jenis berbisa.

"Ya memang selama saya memelihara ular itu paling banyak sampai 25 ekor beragam jenis. Tapi memang kebanyakan itu ular jenis berbisa seperti Weling, Viper, Kobra dan King Kobra," terangnya.

Terkadang, selain menjinakkan ular, Rizal juga melakukan atraksi-atraksi yang biasa disebut dengan free handle. Tapi, selama dia melakukan atraksi khususnya dengan ular King Kobra, dirinya lebih berhati-hati karena cukup membahayakan.

"Dari situ, kalau (menangani) King Kobra itu tingkat waspadaku tinggi, tidak seperti saat memegang Kobra biasa. Alhamdulillah selama memelihara King Kobra tidak pernah sampai kegigit, cuma sekali dan kena jaket saja," kata dia.

Rizal tak menampik bahwa King Kobra adalah ular berbisa yang paling diwaspadai. Selain agresif, King Kobra punya jarak jangkau yang luas saat menyerang.

"Soalnya King Kobra itu cukup berbahaya. King Kobra ini kalau dari segi tubuh lebih besar. Kemudian kalau menyerang, King Kobra ini bisa lompat dan jarak jangkauan serangannya cukup luas dibandingkan dengan kobra biasa," sambungnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Tim Panji Petualang Evakuasi King Kobra yang Tewaskan Tuannya di Trenggalek"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads