Seorang pawang ular sudah terbiasa berhadapan dengan berbagai jenis ular, baik yang berbisa maupun tidak. Mereka bertaruh nyawa saat dimintai tolong mengevakuasi ular. Digigit hingga terluka sudah menjadi risiko para pawang ular.
Termasuk yang dialami oleh Syukur Rahmad Al Rizal, seorang pawang ular asal Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Jarinya nyaris diamputasi karena gigitan ular peliharaannya sendiri.
"Pernah hampir diamputasi gara-gara digigit ular Viper peliharaan saya," cerita pria yang akrab disapa Rizal itu kepada detikJatim, Jumat (28/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizal sudah sering menjinakkan dan mempelajari karakteristik beragam jenis ular berbisa sejak lama. Mulai dari ular Viper, Weling, Kobra, hingga King Kobra pernah ia pelihara.
Keahliannya dalam menjinakkan dan meng-handle ular juga tidak perlu diragukan lagi. Tak jarang, dirinya mendapatkan panggilan untuk menangkap atau rescue ular yang masuk ke dalam rumah warga di wilayah Malang.
Rizal mengaku selama ini telah berulang kali dipatuk ular. Namun, ada tiga kali patukan yang paling parah hingga membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit (RS).
"Kalau gigitan dry bite atau gigitan kering tanpa mengeluarkan bisa berulang kali kena. Cuma kalau dipatuk sampai bisanya masuk dan membuat saya harus ke rumah sakit itu tiga kali," kata dia.
Tiga kali masuk rumah sakit saat itu, bukan karena dipatuk King Kobra, melainkan patukan dari ular Kobra dan Viper. Patukan pertama yang mengancam hidupnya terjadi pada 2014.
Waktu itu, ia sedang memegang salah satu ular Kobra peliharaannya untuk diabadikan melalui kamera smartphone. Saat Rizal sedang fokus menyiapkan kamera, ular yang ada di tangannya tiba-tiba mematuk jari kelingkingnya.
"Habis dipatuk itu, jari rasanya kayak ditusuk sama jarum, cuma rasa sakitnya nggak hilang dan malah menyebar di bagian tangan. Saat itu mencoba melakukan penanganan pertama sebelum ke rumah sakit," kata Rizal.
"Penanganan pertama mulai dari tangan di pangkal diikat, kemudian Kobra yang menggigit aku bunuh dan ambil empedunya untuk tak minum, karena empedu itu menekan penyebaran bisa," sambungnya.
Lagi-lagi Rizal dipatuk ular hingga jarinya hampir diamputasi. Baca di halaman selanjutnya!
Biasa Konsumsi Ramuan Herbal untuk Menekan Penyebaran Racun Ular
Tak hanya itu, beberapa ramuan herbal juga coba dikonsumsi untuk menekan penyebaran racun. Hingga pada akhirnya Rizal pergi ke rumah sakit dan mendapatkan suntikan antiracun.
"Jadi digigit pagi saya baru ke rumah sakit Magrib. Disuntik antiracunnya, terus diinfus satu botol dikasih obat pulang. Mungkin saat itu metabolisme tubuh masih kuat jadi bisa bertahan meski kena racun," terangnya.
Pengalaman setelah mendapat patukan pertama ternyata belum membuat pria itu jera. Ia masih tetap memelihara puluhan ular berbisa berbagai macam jenis di rumahnya. Lalu pada tahun 2015, kejadian tersebut terulang lagi.
Saat itu, ular Kobra Sumbawa peliharaan Rizal menggigit ibu jari tangan kanannya. Kali ini berbeda dengan sebelumnya, dalam kurun waktu satu menit, ia merasakan ibu jarinya sangat sakit, keringat dingin, kepala pusing, hingga mulut tidak terasa saat berbicara.
"Mungkin kondisi saat itu kelelahan habis kerja dan ularnya sendiri sangat agresif. Penanganan pertama coba saya lakukan dengan menyobek bagian jari yang tergigit pakai pisau tapi darah nggak keluar dan coba ditekan tetap tidak keluar. Akhirnya dibawa ke rumah sakit menginap 3 hari," ungkapnya.
Kejadian terakhir terjadi pada tahun 2017, giliran jari tengah tangan kanan Rizal dipatuk oleh ular jenis Viper peliharaannya. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit dan dokter mengatakan harus dilakukan amputasi untuk menanganinya.
"Mau ngamar di rumah sakit, keluarga sibuk semua nggak ada yang bisa nunggu, tak putuskan untuk rawat jalan. Sebenarnya mau diamputasi, tapi akhirnya rawat jalan bisa sembuh meski jari tengah saat ini bengkok dan sulit digerakkan karena saraf putus dan tulang pecah, keropos terkena bisa Viper itu," terangnya.
Rizal pun mengakui, dirinya beberapa kali terpatuk ular hingga harus dilarikan ke rumah sakit karena terlalu meremehkan ular. Seharusnya, di manapun dan dalam keadaan apapun, ia harus tetap waspada dan berhati-hati saat berhadapan dengan ular.
"Aku kegigit karena merasa semacam sudah paham sekali dengan ular karena berjibaku setiap hari. Jadi sudah free handle dan sudah tahu kalau ular ini dipegang seperti ini bakal seperti apa, jadi semakin mahir, ketika semakin meremehkan, nah dari situ, karena meremehkan jadinya kegigit," tuturnya.
Dari situ, Rizal berpesan kepada semua orang yang suka dan memelihara ular agar tetap berhati-hati dan waspada.
"Meskipun sudah lama memelihara dan menjinakkan ular. Yang terpenting adalah jangan pernah meremehkan ular. Sebab, melihat pengalaman saya sendiri berulang kali nyawa sempat terancam karena terlalu meremehkan," tandasnya.