Kisah Musala Mlaten Sidokepung Tak Hancur Saat Puting Beliung Terjang Sidoarjo

Kisah Musala Mlaten Sidokepung Tak Hancur Saat Puting Beliung Terjang Sidoarjo

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 25 Okt 2022 11:29 WIB
Musala yang kubahnya tetap utuh meski atap bangunan di sekitarnya terdampak puting beliung
Bangunan musala di Sidoarjo utuh diterjang puting beliung (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Musala As-Sakib di RT 23, RW 6, Dusun Mlaten, Sidokepung, Buduran, Sidoarjo, salah satu bangunan yang selamat dari kedahsyatan puting beliung yang terjadi, Minggu (23/10/2022) siang.

Selain bangunannya utuh, kubah musala juga tak terdampak. Padahal atap bangunan di sekitar musala tersebut diterbangkan angin, hancur, rusak parah dan porak-poranda. Terbukti ratusan rumah hancur dan berlubang di bagian atapnya.

Didik Sulistiyono warga di RT setempat membenarkan Musala As-Sakib RT 23 itu sangat sedikit terdampak. Padahal sebagian besar bangunan rumah di sekitar atapnya terbawa puting beliung. Hanya bagian belakang musala itu yang terdampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, musala RT 23 ini Alhamdulillah sedikit terdampak. Hanya di bagian belakang asbesnya yang pecah. Tapi secara keseluruhan fisiknya masih bagus, masih utuh," ujar Didik ketika ditemui detikJatim pada Senin (24/10/2022).

Didik menganggap apa yang terjadi pada musala itu sebagai keajaiban. Karena dia sendiri merasakan bagaimana puting beliung yang terjadi pada Minggu siang itu dampaknya sangat merusak apapun.

ADVERTISEMENT

"Kemarin itu kejadiannya begitu cepat. Kebetulan rumah saya itu di pojok sana. Saya ada di dalam saat kejadian itu. Sengaja tidak keluar. Pertimbangan saya, angin sekencang itu membawa material, lebih berbahaya kalau berada di luar," ujarnya.

Didik bersama istri dan 2 anaknya pun berdiam diri di ruang tamu rumahnya saat puting beliung yang membawa material bangunan rumah mulai mencabik-cabik atap rumah mereka.

"Akhirnya saya berdiam diri di rumah meskipun asbes saya ini pecah semua. Saya di ruang tamu bersama istri dan 2 anak saya. Atap itu sudah terbuka, karena hantaman dari atas kena material yang terbawa angin tadi," katanya.

Karena itulah Didik menganggap bangunan musala di RT 23 yang sedikit terdampak itu sebagai keajaiban atau semacam mukjizat. Apalagi kubah musala itu tetap utuh tanpa ada kerusakan.

"Sekarang musala ini dipakai warga terdampak untuk beristirahat. Makan, minum, salat untuk sementara. Ada 2 musala sebenarnya. Satu lagi di sebelah sana juga utuh. RT 23 juga," ujarnya.




(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads