Pemkot dan Dispendik Surabaya akan menerapkan penghapusan PR ini bertepatan pada Hari Pahlawan atau 10 November 2022 mendatang. Meski PR dihapus, Dispendik Surabaya akan menggantinya dengan menambah 2 jam pelajaran.
Waktu 120 menit itu akan dimanfaatkan oleh siswa untuk pendalaman karakter. Hal ini diterapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi.
"Meski PR dihapus, Dispendik Surabaya akan menggantikan dengan menambah 2 jam pelajaran. Waktu 120 menit tersebut digunakan untuk pendalaman karakter siswa," kata Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh, Minggu (23/10/2022).
Dia menambahkan hal ini diterapkan untuk meningkatkan kemampuan para siswa untuk bersosialisasi.
"Ini diterapkan untuk meningkatkan kemampuan para siswa untuk bersosialisasi. Jadi kami sebenarnya untuk PR itu jangan membebani anak. Tapi yang diubah itu PR pembentukan jiwa dan karakter. Jadi saya harapkan anak-anak meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan banyak, hanya untuk mengingatkan. Tapi yang penting adalah pertumbuhan karakter," tegasnya.
Berdasarkan instruksi Wali Kota Eri soal jam sekolah yang terlalu panjang, membuat aktivitas sosial di luar sekolah berkurang. Maka pihaknya serius untuk mengurangi beban siswa.
"Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB. Artinya dua jam sudah efektif, anak-anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing-masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya," kata Yusuf.
Sedangkan untuk penyelesaian PR bagi siswa di tingkat SD dan SMP, dapat dilakukan di kelas. Agar fresh, saat anak-anak pulang sudah tidak ada beban mengerjakan PR.
"Maka, pengayaan pembelajaran antar teman bisa membantu menyelesaikan PR dan pulang sudah tidak memikirkan PR," ujarnya.
Menurutnya, pola pembelajaran pendalam karakter ini akan melatih para siswa untuk lebih aktif, mandiri dan berani memberikan pendapat untuk menciptakan desain atau rencana pengembangan pengetahuan siswa.
Sementara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, penghapusan PR kepada siswa SD dan SMP dimulai 10 November 2022, tepat Hari Pahlawan. Ia meminta PR tidak boleh membebani siswa, karena pihaknya tengah mengedepankan proses pertumbuhan karakter siswa.
"Sebetulnya PR itu jangan membebani anak-anak, tapi yang saya rubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka," kata Eri.
(esw/fat)