Pontang-panting Ayah di Pasuruan Sebelum Anaknya Meninggal Gagal Ginjal Akut

Pontang-panting Ayah di Pasuruan Sebelum Anaknya Meninggal Gagal Ginjal Akut

Tim detikJatim - detikJatim
Minggu, 23 Okt 2022 07:07 WIB
balita gagal ginjal
Sofyan, menunjukkan foto anaknya yang meninggal karena gagal ginjal akut misterius. (Foto: Muhajir Arifin/file detikJatim)
Pasuruan -

Kisah pilu dialami seorang balita di Pasuruan, Mohamad Ali Subadar Hidayatullah. Balita berusia 1 tahun meninggal dunia usai divonis menderita gagal ginjal akut misterius.

Balita ini merupakan warga Desa Kebonrejo, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan. Ia meninggal usai seminggu dirawat di rumah sakit.

Ayah korban, Mohamad Sofyan Sauri (30) tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kondisi sang anak. Ia masih berat kehilangan putranya. Sofyan mengisahkan bagaimana saat dirinya pontang-panting berupaya mencari perawatan terbaik bagi putranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak saya divonis dokter kena penyakit gagal ginjal akut," kata Sofyan di rumahnya, Sabtu (22/10/2022).

Namun, Ali Subadar meninggal di RSU dr Soetomo Surabaya, Jumat (21/10). Sebelumnya, balita itu sempat dirawat di RSUD Grati, Kabupaten Pasuruan.

ADVERTISEMENT

"Awalnya dirawat di Grati. Kemudian katanya harus dirujuk ke rumah sakit lebih besar (RSU dr Soetomo)," jelas Sofyan.

Sebelum meninggal dunia, balita tersebut sempat dibawa ke dukun pijat. Sofyan menceritakan, awalnya buah hatinya tersebut demam. Sang istri lantas memberinya obat sirup.

"Sirup botol parasetamol, Sanmol. Diminum sampai habis, tapi tetap demam," kata Sofyan.

Sofyan kemudian membawa anaknya ke bidan desa. Setelah periksa ke bidan dan diberikan obat puyer, kondisi Ali relatif membalik.

"Namun Sabtu (8/10) mulai sakit demam lagi. Hari Senin (10/11) nggak bisa pipis. Sempat dibawa ke dukun pijat. Dukun nggak mau mijat karena perutnya kembung. Suruh ke rumah sakit," jelasnya.

Napas Ali sempat menggos-menggos. Baca halaman selanjutnya.

Kesulitan Cari Rumah Sakit

Menurut Sofyan, karena istrinya trauma dengan rumah sakit, Ali dibawa ke puskesmas.

"Baru sampai puskemas, diminta bawa ke rumah sakit. Akhirnya Selasa siang masuk RSUD Grati," katanya.

Sampai di RSUD Grati, Ali disebut mengalami dehidrasi dan diare. Dia langsung menjalani rawat inap.

"Satu hari satu malam rawat inap, malah ngedrop banget. Napasnya menggos-menggos, nggak jelas. Diambil lagi darahnya, lab kedua, baru disampaikan ke saya anak saya kena gagal ginjal akut. Harus dirujuk ke rumah sakit besar," ungkap Sofyan.

Sofyan sempat kewalahan mencari rumah sakit. Bahkan, dia sempat menghubungi rumah sakit di Kota Malang. Hingga akhirnya, Ali dibawa ke Surabaya.

"Saat itu di RSSA penuh, Lavalette penuh, Soepraoen penuh. Terus di Soetomo masih nunggu antrean. Akhirnya di-ICU Grati, semalam di sana. Sabtu baru berangkat ke Soetomo," tutur Sofyan.

Selama di RSUD dr Soetomo, menurut Sofyan, Ali menjalani berbagai tindakan medis, mulai swab, diinfus di kaki, pembuatan saluran pernapasan di leher, cuci darah hingga pengambilan cairan di paru.

"Tapi akhirnya nggak ada," isak Sofyan.

Ali meninggal pada Jumat (21/10) pukul 15.00 WIB. Jenazahnya dimakamkan pagi keesokan harinya. Sebelum tiada, sang balita tersebut diketahui sempat mengonsumsi obat sirup parasetamol.

"Anak ini sebelumnya panas dan batuk oleh ibunya dikasih obat sirup. Namanya parasetamol, Sanmol. Beberapa hari kemudian baru tidak bisa kencing," jelas paman Ali, Asyari.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Pemerintah Belum Bagikan Santunan pada Keluarga Korban GGAPA "
[Gambas:Video 20detik]
(hil/dte)


Hide Ads