Bocah Yatim Piatu Gresik Dianiaya, Sering Kelaparan Minta Makan Tetangga

Bocah Yatim Piatu Gresik Dianiaya, Sering Kelaparan Minta Makan Tetangga

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Sabtu, 22 Okt 2022 12:07 WIB
penganiayaan anak
Luka penganiayaan yang diderita oleh bocah yatim piatu di Gresik. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim/file)
Gresik -

Malang nian nasib bocah yatim piatu berinisial EW (11) asal Gresik. Dia dianiaya kakak tirinya selama 4 tahun dan sering kelaparan karena tidak diberi makan.

Sejak ditinggal kedua orang tuanya saat usia 5 tahun, EW tinggal bersama kakak tirinya (ER). Namun, bukannya mendapat perlakuan dan perlindungan dari kakak pada umumnya, EW malah menjadi mesin pencari uang oleh sang kakak.

EW diperintah untuk berjualan bensin dan tambal ban milik kakak tirinya sepulang sekolah hingga pukul 23.00 WIB setiap hari. EW pun mendapat penyiksaan jika melakukan kesalahan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu pernah, disuruh kakaknya ambil air untuk tambal ban itu kurang. Kakaknya marah kan, langsung dikampleng (dipukul kepalanya). Padahal kan anak itu masih kecil, wajar kan kalau nggak kuat," kata salah satu tetangga EW, Heri Surahman, Sabtu (22/10/2022).

Saat berangkat sekolah, EW juga sering merasa kelaparan karena tidak diberi makan. Sehingga, wali murid di sekolahnya kerap memberinya makanan karena merasa kasihan.

ADVERTISEMENT

EW juga sering merasa kelaparan dan meminta makanan kepada tetangga belakang rumahnya. Terkadang, ia harus menunggu kakak tirinya tidur agar tidak ketahuan sang kakak.

"Kalau ketahuan pasti disiksa. Makanya kadang dia (EW), keluar saat jam 1 malam untuk mencari makan. Kasihan mas, dari sepulang sekolah itu nggak makan, malah jadi tukang tambal ban. Uangnya ya disetorkan kepada kakaknya," tambah Heri.

Sementara itu, ketua RT setempat, Slamet Budiono juga menceritakan bahwa kakak tiri EW memang sering memberikan penyiksaan. Seperti membenturkan kepala EW ke tembok hingga meja ketika membuat kesalahan.

Kesalahannya pun hanya sepele, misalnya EW ketahuan menerima makanan dari orang lain. Atau hanya sekadar mengatakan lelah saat diperintah kakak tiri beserta istrinya.

"Ya sejak kecil memang disuruh cuci piring, cuci baju, menjaga rumah dan toko hingga menambal ban. Kadang, ia di rumah sendirian ketika kakak tiri dan istrinya itu keluar mencari makan. Padahal EW sendiri belum makan," imbuhnya.

Ketua RW setempat, Samsudiono juga mengatakan hal yang sama. Setelah mendapat laporan dari RT, ia pun memutuskan untuk menyelamatkan EW dari rumah ER bersama warga sekitar.

"Yang penting itu dia (EW) keluar dulu dari rumah kakak tirinya dan tak kembali lagi kesana. Saat ini dia aman di rumah Ketua RT," kata Samsudiono.




(hse/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads