Dusun Rowoterate menjadi wilayah terparah saat banjir menerjang Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Dusun yang berada di hilir sungai Panguluran ini terisolir akibat air sungai meluap setelah hujan deras mengguyur sejak Minggu (16/10) malam.
Petugas pun harus berjuang untuk menembus dusun ini. Pergulatan mereka cukup berat karena harus menerjang banjir dengan ketinggian hingga 2 meter.
Sekadar diketahui, wilayah Desa Sitiarjo terbagi menjadi empat dusun. Yakni Dusun Krajan Kulon, Krajan Tengah, Krajan Wetan, dan Rowoterate. Dari empat dusun tersebut, Rowoterate yang terisolir karena tinggi banjir mencapai hampir dua meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akses menuju jalan desa juga tergenang banjir, sehingga jalan darat tak dapat dilalui oleh kendaraan. Jalan satu-satunya menuju Rowoterate adalah menyusuri aliran sungai menggunakan perahu karet. Pilihan itu lah yang dilakukan oleh tim gabungan dari Polri-TNI, BPBD, PMI Kabupaten Malang bersama relawan saat menembus wilayah Rowoterate, Senin (17/10) sore.
Kepala Unit (Kanit) Penegakan Hukum (Gakkum) Satuan Polisi Air (Satpolair) Polres Malang Iptu Yoni Pribadi mengaku, tim gabungan berjumlah 8 personel bergerak menuju Rowoterate dengan menumpang tiga perahu.
Mereka menyusuri aliran sungai Panguluran yang kala itu debit airnya tinggi. Menurut Yoni, menyusuri sungai dengan menggunakan perahu adalah jalan satu-satunya untuk menjangkau Rowoterate.
"Kami tiba sekitar pukul 4 sore, dengan menggunakan perahu menyusuri aliran sungai. Kami membawa kebutuhan makanan untuk warga yang rumahnya terendam banjir 1 hingga 2 meter," cerita Yoni kepada detikJatim, Selasa (18/10/2022).
Yoni mengaku, kondisi Rowoterate ketika tim gabungan tiba masih tergenang air. Warga yang rumahnya berlantai dua masih dapat menghindari genangan banjir. Namun, bagi warga yang rumahnya terendam sangat membutuhkan makanan dan air bersih.
"Banyak warga di Rowoterate mendesain rumah mereka untuk menghindari banjir. Karena sudah sering wilayah itu terdampak banjir ketika sungai meluap. Namun, banjir banyak merusak perabotan rumah, termasuk peralatan dapur. Karena itu warga tidak dapat memasak untuk kebutuhan makan dan minum," akunya.
Tantangan kembali dihadapi tim gabungan ketika selesai membagikan makanan kepada warga Rowoterate. Perahu yang dibawa tak bisa kembali menyusuri sungai menuju Sitiarjo karena arus yang cukup deras. Petugas akhirnya harus berjalan kaki menembus genangan air setinggi dada orang dewasa untuk kembali ke posko.
"Waktu kembali kita tidak bisa pakai perahu, karena arus sungai deras. Kita terpaksa malam-malam berjalan kaki menembus genangan air setinggi dada, untuk kembali ke Sitiarjo," tutur Yoni.
Banjir di Dusun Rowoterate mulai surut. Baca di halaman selanjutnya!
Hari ini, lanjut Yoni, tim gabungan akan kembali menuju Rowoterate untuk kembali mengantar kebutuhan makanan bagi warga. Menurut Yoni, sesuai pantauan pagi tadi, kondisi banjir di Rowoterate telah surut dan akses darat sudah dapat dilalui dengan kendaraan.
"Sudah surut sekitar selutut, kendaraan akan bisa masuk ke sana (Rowoterate). Rencana setelah ini kami kembali kesana (Rowoterate) untuk mengantar makanan, air bersih dan memantau kondisi warga," tegasnya.
Sementara itu, Camat Sumbermanjing Wetan Sujarwo Wijaya Adi menambahkan, Rowoterate sudah dapat diakses kendaraan setelah sempat terisolir karena banjir. Kondisi ini akan dimanfaatkan untuk mendistribusikan kebutuhan warga, termasuk mencatat dampak dari banjir.
"Sudah bisa diakses Rowoterate pagi ini, karena air sudah surut," imbuhnya.
Berdasarkan data Posko Banjir Sitiarjo, jumlah warga terdampak sebanyak 622 Kepala Keluarga (KK) atau 1.663 jiwa, yang terdiri dari 799 laki-laki, 825 perempuan, 171 lansia, 54 balita, 4 ibu hamil, dan satu penyandang disabilitas. Khusus Rowoterate setidaknya ada 177 KK dengan jumlah 464 jiwa terdampak banjir.