Hiruk pikuk Kota Malang sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur memunculkan berbagai persoalan. Seperti membludaknya jumlah penduduk hingga berdampak kepada kepadatan serta kemacetan lalu lintas. Persoalan lainnya adalah semakin menyusutnya lahan pertanian karena alih fungsi.
Di tengah persoalan itu, Nicodimus Wijanarko, mahasiswa Prodi Arsitektur S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menciptakan sebuah gagasan untuk menjawab tantangan Kota Malang ke depan. Yakni merancang prototipe bangunan berkonsep one stop living yang diberi nama Malang Super Block.
Rancangan itu diulas Nicodimus dalam karya skripsi dan meraih lulusan terbaik Prodi Arsitektur dengan IPK 3,68.
Nicodimus mengaku, rancangan ini dibuat berdasarkan problematika yang ada di Kota Malang. Nico memberikan satu solusi mengatasi dampak kepadatan penduduk, dengan merangkai desain area pemukiman, pusat perbelanjaan, pendidikan, wisata, dan perhotelan menjadi satu.
Nico menjelaskan, Malang Super Block merupakan sebuah kawasan berkonsep one stop living. Bertujuan untuk mewadahi kegiatan masyarakat Kota Malang dari komersial, pendidikan hingga hunian. Tujuan lain dari konsep bangunan vertikal ini adalah adanya kawasan sebagai solusi kemacetan Kota Malang yang selalu meningkat tiap tahunnya.
"Jadi kawasan ini juga menjawab keresahan masyarakat Kota Malang akan lahan hunian yang semakin terbatas dan mahal. Kepadatan serta kemacetan lalu lintas dampak dari membludaknya jumlah penduduk. Kami kemudian merancang sebuah konsep bangunan one stop living, sebuah bangunan vertikal lengkap dengan area komersil, perkantoran, pendidikan, fasilitas hiburan dan hunian menjadi satu tempat. Kami namakan Malang Super Block," ujarnya berbincang dengan detikJatim, Senin (17/10/2022).
Nico mengaku, konsep ini belum ditemukan ada di wilayah Malang, meskipun kota-kota besar lain sudah menjalankan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Pendekatan desain arsitektur yang digunakan dalam perancangan Malang Super Block di Kota Malang ini mengacu pada hasil pendalaman observasi setempat dan studi banding. Sehingga, diharapkan tepat sasaran dalam menjawab kebutuhan masyarakat kota Malang.
Untuk beradaptasi dengan era Industri 4.0 dan pandemi, kawasan ini menggunakan High-Tech yakni keefektifan ruang yang menggunakan elemen transparan yang dominan guna mendapat cahaya alami yang maksimal.
"Kawasan ini diharapkan mampu menjadi landmark serta ikon baru di Kota Malang dalam menghadapi era Industri 4.0. Dengan rancangan ini, dapat membuat hunian yang hemat lahan, sehingga ruas jalan tak lagi sempit. Ada dua tower utama setinggi 18 lantai yang dikelilingi oleh bangunan apartemen," tuturnya.
Mahasiswa kelahiran Situbondo 1 April 2000 ini berharap, prototipe Malang Super Block dapat menjadi bagian ide dalam pengembangan kawasan Kota Malang ke depan. Sehingga, persoalan kini dihadapi seperti kemacetan dan kurangnya lokasi hunian baru akan teratasi.
"Harapan besar saya, bisa terwujud, mungkin dari pemerintah ataupun investor dapat mewujudkan rancangan saya. Paling tidak hadir dan menjawab kebutuhan masyarakat Kota Malang," tukasnya.
Simak Video "Video Gol-gol Man City Saat Lumat Juventus 5-2"
(hil/dte)