Hasto Bandingkan Jakarta dan Surabaya soal Anggaran dan Perawatan Jalan

Hasto Bandingkan Jakarta dan Surabaya soal Anggaran dan Perawatan Jalan

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 15 Okt 2022 15:06 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) di Balai Kota Surabaya
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) di Balai Kota Surabaya/(Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto gowes bersama para kepala daerah dari PDIP di Surabaya. Tak hanya itu, Hasto juga melakukan rembuk di Balai Kota Surabaya.

Di hadapan wali kota dan bupati dari PDIP, Hasto kemudian menyinggung kepala daerah yang belum berprestasi. Namun membandingkan dengan Presiden Jokowi.

Ia kemudian membandingkan DKI Jakarta dengan Kota Surabaya. Menurutnya, dibandingkan dengan DKI Jakarta, Kota Surabaya anggarannya lebih kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cara merawat jalannya beda di sini dengan DKI Jakarta yang boros. Kalau di sini ada aspek perencanaan. Ketika membangun trotoar diperhitungkan. Yang rusak yang diperbaiki. Tetapi memang perawatan jalan tepat gitu," kata Hasto, Sabtu (15/10/2022).

Hasto kemudian mengungkapkan APBD DKI Jakarta mencapai Rp 313 triliun untuk 5 tahun. Sedangkan APBD Surabaya hanya 50 triliun untuk 5 tahun.

ADVERTISEMENT

"Kalau di Jakarta dilapis semua yang rusak dan boros anggarannya. Di sana Jakarta ratusan triliun untuk hasil gitu-gitu. Rp 313 triliun selama 5 tahun, dibanding Rp 50 triliun 5 tahun di Surabaya. Kan sama-sama kota besar Jakarta, Surabaya," ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Hasto, apa yang dilakukan di Kota Surabaya bisa ditiru oleh daerah lain. Sebab dengan anggaran yang hemat namun maksimal dalam memperbaiki jalan.

"Anggaran Rp 313 triliun hasilnya gitu. Di sini Rp 50 triliun paket hemat. Cara merawat trotoar, jalannya. Apa yang di Surabaya bisa jadi pelajaran, jalan gak perlu dilapis semua, yang rusak cukup diperbaiki," jelas Hasto.

Hasto kemudian menyatakan bahwa akademisi harus tertarik melakukan studi perbandingan keberhasilan pembangunan di Jakarta dengan Kota Surabaya. Terutama soal efektifitas anggaran.

"Ya jauh saya pikir para akademisi bisa tertarik untuk melakukan studi di Jakarta dengan anggaran selama lima tahun sekitar Rp 313 Triliun. Di Kota Surabaya sekitar Rp 50 Triliun," tutur Hasto.

"Bagaimana hasilnya? Bagaimana kinerjanya? Bagaimana kebahagiaan warganya? Itu semua bisa dilakukan perbandingan dengan melakukan kajian-kajian akademis misalnya oleh perguruan tinggi," sambungnya.

Bukan tanpa alasan Hasto menyinggung soal efisiensi anggaran Kota Surabaya dengan Jakarta. Saat gowes tadi, Hasto melihat sendiri aspal yang diplester oleh Pemkot Surabaya hanya pada titik yang rusak.

"Kalau Surabaya saya tanya ke Eri, kalau di sini yang ditutup (jalan rusaknya) sesuai dengan kerusakannya saja. Kalau di Jakarta tidak, semua diperbaiki hingga boros, tidak efisien," ujar Hasto.

"Hasilnya dengan anggaran yang jauh lebih kecil dibanding Jakarta, Surabaya ini bagus sekali. Anggarannya juga efisien, sesuai keperluannya," sambungnya.

Disinggung apakah Anies Baswedan gagal membangun Jakarta? Hasto hanya menjawab diplomatis semua kepala daerah yang berhasil dan yang menarasikan keberhasilan membangun akan terlihat sendiri.

"Ya sehingga nanti akan kelihatan kepala daerahnya, mana yang betul-betul memiliki keberhasilan faktual, kepala daerah mana yang menarasikan keberhasilan," pungkas Hasto.




(abq/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads