Dari rumor yang beredar, ada tiga nama yang berpeluang menggantikan Hendro. Tiga nama tersebut ialah Kepala Inspektorat Ikhsan, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Lilik Arijanto, dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Erna Purnawari.
Rupanya, rumor nama-nama ini juga terdengar oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony. Meski begitu Thony tidak bisa memastikan kebenarannya.
"Kalau rumor tentang tiga nama itu, saya juga sudah lama dengar (Ikhsan, Lilik dan Erna). Banyak pihak yang kasak-kusuk membicarakan nama-nama itu di kalangan pegawai tingkat bawah, termasuk emak-emak," ujar Thony saat dihubungi detikJatim, Kamis (13/10/2022).
Thony enggan berkomentar lebih jauh karena sebuah rumor bisa benar dan bisa juga salah. Thony mengatakan bahwa kurang etis juga bagi dirinya untuk berkomentar lebih jauh.
"Saya tidak mau menanggapi, karena namanya rumor itu bisa benar dan banyak yang salah. Kalau toh saya tau bener, juga kurang etis kalau saya mengomentari, karena urusan sekda itu dalam ranah wali kota, kami di dewan hanya bisa memposisikan sebagai lembaga kontrol pada proses dan kriterianya saja," kata Thony.
"Soal kewenangan, juga tidak ada di kami, tapi ada dalam kewenangan Gubernur dan Mendagri. Sekalipun demikian, kalau proses dan kriterianya yang turun tidak sesuai koridor regulasi dengan kriteria yang ditentukan, kami akan mengingatkan, karena implikasinya bisa masuk pada ranah hukum dan legitimasi," lanjut Thony.
Thony berharap pengganti Sekda nantinya secara performance, kualitas dan kinerjanya harus lebih bagus dari sebelumnya. Dengan begitu kinerja pemkot akan jauh lebih baik dari sebelumnya.
Thony juga khawatir jika pergantian diisi oleh pihak yang kurang pas akan menjadikan kinerja pemerintah tidak lebih baik, tidak maksimal, bahkan terjadi degradasi. Namun semua itu tergantung kepada keputusan Wali Kota Eri.
"Untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi itu, makanya kalau ada penyimpangan dari aturan yang ada, tentunya kami akan mengingatkan kepada wali kota. Minimal sebagai masukan yang perlu dipertimbangkan, supaya pengambilan kebijakan tidak menceng dari regulasi yang ada, dan ada manfaatnya bagi Kota," jelasnya.
Di Surabaya sendiri, lanjut Thony, secara kepangkatan ada banyak ASN yg sudah mencukupi, bahkan tidak hanya tiga nama yang dirumorkan itu saja.
"Surabaya itu gudangnya orang rajin ngurus kepangkatan tinggi, cuma pangkat tinggi itu kadang kala bahkan sering tidak linier dengan kemampuanya. Sekda itu harus benar-benar mumpuni. Karena keberadaannya merupakan jabatan tertinggi di ASN Surabaya," ujarnya.
Pada saat tri Rismaharini menjabat, kata Thony, yang menjadi Sekda adalah Hendro. Thony yang kala itu masih aktif di dunia akademisi menilai tepat, karena menurutnya Hendro merupakan sosok pejabat yang memenuhi kriteria sebagai sekda. Pribadinya cerdas, tenang, santun, ngerti etika administrasi dan politik. Bahkan saat digempur berbagai pertanyaan dalam forum-forum DPRD Surabaya bisa menjawab dengan lugas, tenang dan bijak.
"Pak Hendro itu sudah teruji, sebetulnya susah mencari orang di lingkungan pemkot seperti dia. Waktu sekolah di luar negeri dulu, kalau gak salah ingat beliau juga lulus dengan predikat cumlaude, 4 bahasa dikuasai. Cuma untuk yang ini ya maaf saya gak mau banding-bandingke dengan yang baru nanti, karena menyangkut potensi pribadi," tandas Thony.
(esw/iwd)