Muselan, warga Tanggunggunung, Tulungagung hanya bisa pasrah saat mengetahui rumahnya retak-retak akibat pergerakan tanah. Kini, retakan menjalar ke seluruh konstruksi bangunan.
"Sempat ada suara gemletak, saya lari, takut roboh," kata Muselan saat ditemui detikJatim di rumahnya, Kamis (13/10/2022).
Bencana retakan tanah di rumahnya diketahui pada Minggu (9/10/2022). Awalnya Muselan hanya melihat retakan kecil di lantai dan dinding rumah. Ia sempat mengira kondisi itu sebagai hal yang biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun keesokan harinya kondisi retakan tanah semakin melebar, bahkan dinding rumahnya pun ikut bengkah (Retak berukuran besar). Pada bagian lantai lebar retakan mencapai lebih dari 10 cm, sedangkan pada bagian dinding lebar retakan mencapai 5 cm.
"Retakan ini mulai dari depan rumah sampai belakang sana. Rumah anak saya juga retak," ujarnya.
Semakin hari kerusakan akibat pergerakan tanah itu terjadi secara masih masif. Seluruh bagian rumahnya tak luput dari retakan, mulai dari teras, ruang tamu, kamar, ruang keluarga hingga dapur.
"Dapur ini baru selesai saya bangun, bahkan cornya belum kering, tapi lihat tiangnya sudah miring, temboknya bengkah," imbuh Muselan.
Terkait kondisi ini, Muselan hanya bisa pasrah, karena konstruksi bangunannya semakin parah dan tidak mungkin dilakukan perbaikan.
Saat malam tiba Muselan dan tiga anggota keluarganya memilih meninggalkan rumah dan mengungsi ke rumah saudaranya di Desa Ngepoh. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir risiko jika terjadi kerusakan yang lebih parah.
"Takut ambruk. Tapi untuk mengungsinya hanya malam hari, karena kalau malam itu gelap, khawatirnya kalau ada apa-apa dan lampu mati sulit untuk lari," tuturnya.
Muselan menceritakan, bencana alam tersebut terjadi setelah wilayah Tanggunggunung diguyur hujan deras selama berhari-hari. Kondisinya itu membuat tanah di kawasan Perhutani di belakang perkampungan mengalami longsor besar.
"Longsor itu memicu tanah di kampung gerak, sehingga terjadi retakan seperti ini," jelasnya.
Tak hanya di rumahnya, retakan tanah juga terjadi pada puluhan rumah yang ada di Dusun Kalitalun dan sekitarnya.
Jika kondisi bencana semakin parah, Muselan dan keluarganya berencana pindah tempat ke lahan lain yang dinilai lebih aman. "Ada lahan di situ. Kalau di rumah ini sepertinya tidak mungkin lagi," imbuhnya.
Camat Tanggunggunung Heru Junianto mengatakan jumlah rumah yang tedampak retakan tanah mencapai 61 rumah. Terdiri dari 53 rumah di Desa Tanggunggunung dan 8 rumah di Desa Ngepoh. "Yang parah 11 rumah di Tanggunggunung," kata Heru.
(abq/iwd)