CSIRT Jaga Keamanan Pemkab Mojokerto dari Serangan Siber

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Kamis, 13 Okt 2022 15:47 WIB
Foto: Dok. Pemkab Mojokerto
Mojokerto -

Pemkab Mojokerto merespons cepat berbagai potensi serangan siber yang marak terjadi di Indonesia. Kini mereka mempunyai tim khusus untuk menjaga seluruh sistem informasi, aplikasi layanan publik dan data digital. Tim Tanggap Insiden Siber atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) ini menjadi yang ke-3 di Jatim atau ke-17 dari 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Tim khusus tersebut bernama MojokertoKab-CSIRT. Tim ini beranggotakan sejumlah pegawai Diskominfo Kabupaten Mojokerto yang sudah dilatih secara khusus oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Tim tanggap insiden siber tersebut dilaunching Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati di Pendapa Graha Maja Tama pagi tadi.

Bupati Ikfina meluncurkan MojokertoKab-CSIRT bersama Direktur Keamanan Siber dan Sandi Teknologi Informasi dan Komunikasi Media dan Transportasi BSSN Rinaldy, Kabid Aplikasi dan Informatika Diskominfo Jatim Achmad Fadlil Chusni, Kepala Diskominfo Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto, serta Asisten 3 Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Mojokerto. Hadir pula para staf ahli Bupati, para asisten setda, kepala bagian dan para camat.

Ikfina mengatakan tim tanggap insiden siber bertugas khusus menjaga keamanan seluruh sistem informasi, aplikasi layanan publik dan data digital. Mulai dari pemerintahan desa, kecamatan sampai organisasi perangkat daerah (OPD). MojokertoKab-CSIRT juga melindungi sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) milik Pemkab Mojokerto.

"MojokertoKab-CSIRT bertugas khusus memberi keamanan di dunia virtual. Antisipasi pembobolan kantor virtual milik Pemkab Mojokerto. Karena semua data-data yang kami miliki sangat bernilai. Misalnya kami punya Sinergi Smart punya Disperindag untuk memantau pergerakan harga kebutuhan pokok. Kalau dibobol, harganya dikacaukan, harga diganti, maka kebijakan kita akan kacau," kata Bupati Ikfina di lokasi, Kamis (13/10/2022).

Orang nomor satu di Pemkab Mojokerto ini menjelaskan ancaman kejahatan siber kian tinggi seiring berkembangnya pemerintahan dan layanan publik secara elektronik. Oleh sebab itu, MojokertoKab-CSIRT dituntut terus meningkatkan kapasitas seluruh anggotanya. Selain itu, seluruh pegawai yang menjadi operator sistem informasi dan layanan publik wajib mewaspadai segala ancaman siber. Ia juga mewanti-wanti para kepala OPD tidak menyerahkan pasword untuk mengakses SPBE kepada anak buahnya agar tidak disalahgunakan.

"Saya berterima kasih kepada Diskominfo sudah membentuk MojokertoKab-CSIRT. Saya mohon para kepala OPD, para kabag, para camat untuk memanfaatkan layanan ini. Silakan disampaikan ke para staf kalau semua urusan digital ada ancamannya. Harus waspada, jangan sampai lengah," terang Ikfina.

Kepala Diskominfo Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto menuturkan Kabupaten Mojokerto menjadi daerah ke-3 dari 38 kabupaten dan kota di Jatim yang sudah mempunyai tim tanggap insiden siber atau CSIRT. Pihaknya bergerak cepat membentuk tim khusus ini karena beberapa kondisi krusial yang ada.

Mulai dari belum optimalnya kemampuan para ASN dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sehingga rentan terhadap ancaman siber. Berikutnya Pemkab Mojokerto selama ini belum mempunyai sistem keamanan untuk mencegah, menanggulangi dan pemulihan dari serangan siber, serta belum ada sistem penanggulangan serangan siber untuk menjamin sistem elektronik berjalan terus menerus.

"CSIRT bertugas mencegah insiden siber dengan cara mendeteksi ancaman, perencanaan mitigasi dan tinjauan atas arsitektur keamanan informasi di Pemkab Mojokerto, menanggapi laporan insiden siber, menyelidiki insiden siber, serta melindungi sistem informasi dan data di semua OPD," jelasnya.




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork