Video keranda jenazah melintasi tenda pernikahan di Mojokerto viral di media sosial. Berdasarkan Adat Jawa, ada sebutan khusus bagi pengantin yang pernikahannya bersamaan dengan kematian tetangganya. Selain itu, kedua mempelai harus menjalani ritual khusus.
Video singkat keranda jenazah dibawa ke kuburan melewati tenda pernikahan itu viral setelah diposting akun TikTok @merpati_wedding. Sejak diposting 3 hari lalu sampai siang ini, video itu telah disukai 143,7 ribu akun Instagram, dibagikan sebanyak 252 kali, serta menuai 726 komentar warganet.
Pemilik akun @merpati_wedding Memet yang mengunggah video itu menjelaskan bahwa insiden keranda jenazah melewati tenda pernikahan itu terjadi Sabtu (8/10/2022) di rumah Sunariyadi, warga Dusun Tumapel, Desa Jolotundo, Jetis, Kabupaten Mojokerto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam resepsi pernikahan tersebut Memet dipercaya oleh Sunariyadi menangani hiburan campursari di hajatan pernikahan anaknya. Di tengah berlangsungnya resepsi pernikahan itulah kabar duka dari tetangga diumumkan. Yakni sekitar pukul 10.30 WIB.
Memet menuturkan dalam adat Jawa penyelenggara hajatan pernikahan yang bersamaan dengan tetangga meninggal disebut Kesandung Watang (tersandung tongkat bambu). Oleh sebab itu sesuai aturan adat ada ritual khusus yang harus dilakukan pasangan pengantin agar terhindar dari bahaya.
Begitu pula yang dilakukan pasangan pengantin anak Sunariyadi ketika insiden viral itu terjadi. Saat itu, sebuah batang bambu atau watang diletakkan melintang di permukaan jalan untuk dilalui para pelayat dan keranda jenazah. Selanjutnya salah seorang pengantin harus menendang tongkat bambu itu.
"Di belakang jenazah, pengantin putra atau putri harus menendang watang itu untuk menghilangkan balak (bahaya dan kesialan). Selanjutnya watang itu dibawa ke kuburan," tandasnya.
Sebelumnya, Memet menjelaskan bahwa sebenarnya pemilik hajat yakni Sunariyadi sudah menawarkan untuk menyewakan ambulans agar iring-iringan jenazah ke kuburan tidak melewati jalan tempat tenda pernikahan anaknya berdiri.
Namun tawaran itu ditolak keluarga tetangganya yang sedang berduka, juga tokoh masyarakat setempat.
Sebabnya, jalan terdekat menuju ke makam Dusun Tumapel hanyalah melalui jalan tempat tenda resepsi pernikahan anak Sunariyadi berdiri. Bila melewat jalan lain maka iring-iringan jenazah itu harus menempuh perjalanan antara 5-6 kilometer.
"Pihak keluarga yang berduka, tokoh agama, dan tokoh masyarakat berpendapat adat pemakaman menuju kuburan tidak boleh memutar untuk mempercepat pemakaman. Akhirnya diputuskan mempercepat pemakaman jenazah lebih baik untuk menolak balak," ungkapnya.
Penyelenggara hajatan pernikahan legawa dan mempersilakan iring-iringan jenazah lewat. Baca di halaman selanjutnya.
Menurut Memet, setelah mendapat penolakan dari keluarga jenazah dan tokoh masyarakat setempat, seketika itu dengan lapang dada Sunariyadi meminta sekitar 50 tamu undangan yang sudah datang agar segera pulang.
Dengan demikian, yang tersisa di dalam tenda pernikahan tersebut hanya keluarga pengantin dan kru campursari.
Selanjutnya, yang terjadi seperti terlihat di dalam video yang viral. Jenazah yang dibawa menggunakan keranda dibawa ke makam melewati tengah-tengah tenda resepsi pernikahan.
Para pelayat yang mengiringi jenazah di belakang keranda juga berjalan melalui jalan yang sama. Terlihat di lokasi di dalam tenda itu masih berbaris rapi sebagian meja dan kursi para tamu di kanan dan kiri jalan yang dilalui pelayat.
Suasana di tenda pernikahan yang cukup mewah itu juga masih terlihat lengkap. Terdapat kursi pelaminan dengan berbagai dekorasi, tapi kedua pengantin tidak duduk di kursi itu.
Terlihat pula saat keranda itu lewat sejumlah keluarga pengantin berdiri di samping jalan untuk menghormati jenazah yang lewat.
Demi menghormati tetangganya yang sedang berduka, penyelenggara resepsi pernikahan pun menghentikan seluruh aktivitas di dalam tenda hingga selepas magrib.
Bahkan, usai lewatnya keranda jenazah di tenda pernikahan itu sound system yang telah disiapkan untuk menghibur undangan juga dimatikan sementara serta sebagian kuade dibongkar.
"Sebagian kuwade (kursi pelaminan) dibongkar supaya jenazah bisa lewat," ungkap Memet.